Jakob Oetama Dirawat dalam Kondisi Kritis sejak 22 Agustus

CNN Indonesia
Rabu, 09 Sep 2020 14:55 WIB
Tokoh pers Jakob Oetama meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga, Jakarta dalam kondisi kritis sejak 22 Agustus 2020.
Tokoh pers Jakob Oetama meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga, Jakarta dalam kondisi kritis sejak 22 Agustus 2020. (Foto: Arsip Kompas Gramedia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tokoh pers sekaligus pendiri Kompas Gramedia Group Jakob Oetama meninggal dunia hari ini, Rabu (9/9) pukul 13.05 WIB. Jakob Oetama meninggal dunia pada usia 88 tahun akibat gangguan multi organ yang dideritanya.

Sebelum meninggal, Jakob sempat dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Bapak tanggal 22 Agustus itu dirawat di kami, pada saat awal masuk memang kondisi kritis, dan kondisinya lemah dan pada saat itu kami lakukan perawatan cukup maksimal," kata Direktur RS Kelapa Gading Ronald Reagan dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Rabu (9/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ronald menyebut kondisi Jakob sebelumnya memang sempat membaik. Namun penyakit penyerta atau komorbid dan faktor usia lanjut membuat kondisi Jakob kembali buruk.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mitra Kelapa Gading Felix Prabowo Salim mengatakan, dalam dua minggu terakhir setelah Jakob pertama kali dirawat, kondisinya mengalami pasang surut namun cenderung memburuk.

Kondisi Jakob sempat kritis dan mengalami keadaan koma Pada Minggu (6/9) lalu. Dalam hal ini, Felix juga memastikan, bahwa kematian Jakob tidak disebabkan oleh infeksi virus corona (covid-19).

"Kami dua kali melakukan pemeriksaan PCR, swab covid, dan hasilnya negatif," kata Felix.

Corporate Communication Director Kompas Gramedia Rusdi Amral yang juga mewakili sebagai juru bicara keluarga mengenang sosok Jakob sebagai salah satu tokoh besar di Indonesia.

Di tengah situasi pandemi seperti saat ini, Rusdi meminta seluruh pegawai Kompas Gramedia maupun publik untuk menahan diri dalam mengawal kepergian Jakob. Doa tulus dari publik sudah cukup sebagai tanda penghormatan terakhir yang diberikan untuk Jakob.  

"Pihak keluarga tentu menghargai sikap dari relasi-relasi bapak atau karyawan Kompas Gramedia, maka cukup mendoakan saja, karena kita tahu sekarang musim pandemi yang berpeluang terjadi penularan covid-19," kata dia.

Rusdi sekaligus memberikan kabar, bahwa jenazah Jakob akan dikebumikan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pada besok, Kamis (10/9).

"Karena bapak pemegang penghargaan Bintang Mahaputera Utama, bapak akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata besok siang, waktu persisinya nanti akan diumumkan berikutnya," lanjutnya.

Semasa hidupnya, Pria asli Magelang, Jawa Tengah ini dikenal sebagai salah satu pendiri Kompas Gramedia Group bersama dengan rekannya Petrus Kanisius (PK) Ojong. Mereka menaungi harian Kompas, majalah Intisari, toko buku Gramedia dan penerbitan.

Di bawah kepemimpinannya, Kompas berkembang pesat hingga kini memiliki beberapa anak perusahaan, mulai dari yang bergerak di bidang media massa, percetakan, hingga universitas.
 
Jakob juga didapuk menjadi Pembina Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia, ia pun tercatat pernah menerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama era Presiden Suharto pada tahun 1973 silam.

(khr/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER