Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan pihaknya telah membuat prediksi ketahanan rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jakarta. Melihat data kasus harian, RS rujukan di Jakarta diperkirakan tak sanggup bertahan hingga Desember mendatang.
"Kami membuat angka prediksi sampai Desember, kapasitasnya sudah enggak cukup. Sehingga kalau tidak ada intervensi yang lebih kuat, nah pasti kami tidak bisa bertahan," kata Widyastuti dalam konferensi pers di kanal YouTube akun Laporcovid-19, Rabu (9/9).
Lihat juga:Labirin Merah-Kuning-Hijau Jokowi |
Widyastuti mengaku sudah membuat perhitungan dengan memperhatikan data penambahan kasus corona dan pasien sembuh harian. Menurutnya, tanpa ada intervensi lebih ketat, tak menutup kemungkinan kapasitas RS akan terisi penuh hingga 100 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang benar kalau tanpa intervensi tidak akan cukup. Perlu intervensi yang lebih masif dan besar," ujarnya.
Widyastuti menyatakan telah melakukan beberapa langkah untuk mengantisipasi kondisi kelebihan kapasitas pasien Covid-19 hingga Desember mendatang. Hal itu seperti meningkatkan kualitas APD untuk dokter, menambah jumlah tempat tidur untuk pasien rumah sakit, dan membuka ruang perawatan tambahan di RS Darurat Wisma Atlet.
Selain itu, Dinkes DKI juga berencana menambah sekitar 5.500 tempat tidur bekerja sama dengan rumah sakit umum daerah dan rumah sakit swasta.
Meskipun demikian, ia mengatakan masih ada kendala dalam mengantisipasi lonjakan pasien hingga penuhnya rumah sakit, yakni sumber daya tenaga medis melakukan perawatan pasien Covid-19.
"Tapi sekali lagi dengan dibukanya layanan, itu bukan hanya menambah tempat tidur, tapi juga SDM-nya," katanya.
Pada pekan lalu, rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jakarta mulai tidak ideal. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan angka keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi telah mencapai 69 persen dan ICU sebesar 77 persen.
Anggota Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan rumah sakit rujukan diprioritaskan untuk menangani pasien dalam kondisi kritis. Menurutnya, penanganan untuk pasien kritis akan terganggu jika kapasitas rumah sakit penuh.
Ia mengimbau masyarakat untuk disiplin pada protokol kesehatan sehingga tetap sehat dan tak perlu ke rumah sakit.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kondisi Jakarta saat masa pandemi Covid-19 mengkhawatirkan. Menurutnya, jumlah kasus yang tidak terkendali akan berdampak pada penanganan dan fasilitas kesehatan milik pemerintah.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 per Rabu (9/9), kasus positif virus corona di Jakarta mencapai 49.397 orang. Dari jumlah tersebut, 37.224 orang dinyatakan sembuh dan 1.334 orang meninggal dunia.
Sementara, secara nasional kasus positif virus corona mencapai 203.342 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 145.200 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 8.336 orang meninggal dunia.
(mln/fra)