Pemeriksaan spesimen harian terkait Covid-19 tercatat mencapai rekor baru yakni 42.636 dalam sehari, pada Selasa (15/9). Jumlah ini melewati catatan tertinggi sebelumnya, yaitu pada 12 September sebanyak 38.571.
Presiden Joko Widodo menargetkan pengujian spesimen harian minimal 30 ribu per hari. Sebelumnya Jokowi menargetkan pemeriksaan spesimen 20 ribu sehari.
Jumlah pengujian spesimen mencapai target 30 ribu untuk pertama kalinya pada 30 Juli sebanyak 30.046.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, jumlah pemeriksaan spesimen fluktuatif. Bahkan pada 1 Agustus hanya ada 11.190 pemeriksaan spesimen.
Pemeriksaan spesimen pada Agustus pernah memenuhi target Jokowi, yaitu pada 7 Agustus sebanyak 30.159, 8 Agustus sebanyak 30.565,dan 28 Agustus sebanyak 33.082.
Memasuki September, jumlah pemeriksaan harian berkisar pada angka 30 ribu. Meski beberapa kali turun ke angka 20 ribu, seperti 6 September 27.979, 9 September 29.863, dan 14 September 22.606.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), menargetkan suatu negara mampu melakukan pengujian 1.000 per 1 juta penduduk per minggu. Untuk kondisi Indonesia dengan penduduk 267 juta jiwa, idealnya pemeriksaan mingguan mencapai 267 ribu spesimen dalam satu minggu.
Artinya, rata-rata pengujian harian berkisar 37 ribu per hari.
Jika diakumulasikan dalam seminggu terakhir, mulai 9 September hingga 15 September, jumlah pemeriksaan harian Indonesia baru mencapai 230.498, masih di bawah target mingguan WHO.
Lebih lanjut, akumulasi spesimen yang telah diperiksa sejak Maret sebanyak 2.715.346, spesimen tersebut berasal dari 1.592.056 orang.
Sebagai catatan, satu orang bisa melakukan uji Swab beberapa kali hingga dinyatakan negatif Covid-19.
Per data 15 September terjadi penambahan kasus positif 3.507, sehingga total kasus positif berjumlah 225.030. Dari jumlah itu, 161.065 sembuh, 8.965 meninggal, dan 55.000 kasus aktif yang masih membutuhkan perawatan.
(mln/fea)