Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan hasil pengembangan pertanian di lahan pangan (food estate) yang juga dikelola Kementerian Pertahanan bisa digunakan di lingkungan militer.
Dia menerangkan andai pasar belum membutuhkan hasil dari food estate, nantinya itu bisa digunakan untuk konsumsi militer sehingga tidak akan mengganggu harga pasar pangan di lapangan.
"Itu kalau pasar membutuhkan [hasil] ini bisa digunakan, kalau tidak, akan digunakan di lingkungan militer. Tentara Nasional Indonesia," kata Dahnil saat melakukan siaran langsung daring lewat akun Instagram, Selasa (15/9) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu kata Dahnil, pengembangan food estate yang rencananya bakal dilakukan di Kalimantan dipastikan tak akan bertabrakan dengan tugas Kementerian Pertanian. Justru kata dia, Kemenhan yang kini dipimpin Prabowo Subianto itu malah membantu tugas dari Kementerian Pertanian.
"Misalnya begini, konsumsi tentara itu dalam kondisi normal itu tidak mengurangi suplai atau kebutuhan di pasar. Jadi kita gunakan pendekatannya itu sebenarnya. Cadangan logistik strategis untuk negara," kata Dahnil.
Menurut dia, hasil pertanian yang dihasilkan food estate bisa digunakan untuk cadangan logistik strategis berkaitan dengan pertahanan negara. Salah satunya, cadangan strategis keitka negara mengalami kondisi ancaman pangan.
"Karena yang ingin dikembangkan adalah pangan. Jadi dia tidak akan mengganggu perkembangan pertanian atau pasar pangan di pasar. Dia hanya akan digunakan ketika negara atau pasar itu membutuhkan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Dahnil juga mengatakan untuk saat ini pihaknya hanya akan mengembangkan satu jenis komoditi di kawasan food estate yang dibangun di lahan seluas 30 hektare. Dahnil menerangkan per Oktober ini, Kemenhan memutuskan untuk menanam singkong di lahan seluas 30 hektare yang berlokasi di Pulau Pisang, Kalimantan Tengah.
"Sekarang tahap pertama mulai Oktober itu 30 ribu hektare lahan di Pulau Pisang dan Kalimantan Tengah itu hanya akan dikembangkan untuk tanaman singkong. Pilihan komoditinya itu," kata Dahnil.
"Nanti di situ juga dikembangkan untuk peternakan. Singkong ini kan sering konotasinya komoditi murahan, rendahan dan sebagainya," imbuhnya.