Nakhoda kapal KM Starindo Jaya Maju IV menyebut lima anak buah kapal (ABK) meninggal karena mengonsumsi minuman keras (miras) oplosan sekitar 12 hari yang lalu.
"Keterangan awal [dari nakhoda], minuman energi dicampur alkohol 70 persen," kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Morry Edmond, saat dihubungi, Jumat (18/9).
Kendati demikian, pihaknya mesti menunggu hasil autopsi dari RS Polri Kramat Jati untuk memastikan penyebab kematian lima ABK tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Morry menuturkan sejauh ini pihaknya telah meminta keterangan enam orang ABK. Mereka diketahui ikut meminum miras oplosan itu bersama para korban.
"Ada enam ABK yang sedang kami minta keterangannya, mereka ini yang menurut pengakuan minum bareng dengan korban," tuturnya.
Sebelumnya, kepolisian menemukan lima mayat ABK yang tersimpan dalam freezer kapal ikan, KM Starindo Jaya Maju IV di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, saat patroli protokol kesehatan Covid-19.
Kapal itu sendiri diketahui telah berlayar selama dua bulan dan sedang dalam perjalanan untuk kembali ke darat.
Morry menyebut lima jenazah ABK itu sudah disimpan di freezer kapal selama 12 hari.
"Ya, meninggal 12 hari yang lalu dan mayatnya disimpan di dalam ruang pendingin kapal," kata dia, saat dihubungi, Jumat (18/9).
Rencananya kelima jenazah itu akan dibawa oleh nakhoda kapal ke Pelabuhan Muara Baru. Di tengah perjalanan, kapal itu bertemu dengan pihak kepolisian yang kebetulan sedang melakukan Operasi Yustisi di sekitar perairan Kepulauan Seribu.
Akhirnya kapal tersebut diarahkan ke Pelabuhan Marina Ancol untuk selanjutnya dilakukan proses evakuasi.
"Setelah sampai di pelabuhan kami evakuasi lima mayat tersebut kemudian kita bawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi," ujarnya.
(dis/arh)