Peresmian Labkesda Bukti Surabaya Serius Tangani COVID-19

Advertorial | CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2020 00:00 WIB
Dalam rangka memutus rantai penyebaran COVID-19 di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan Laboratorium Kesehatan Daerah
Foto: Dok. Pemkot Surabaya
Jakarta, CNN Indonesia --

Dalam rangka memutus rantai penyebaran COVID-19 di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) pada Selasa (15/9). Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti, dilanjutkan potong tumpeng, dan pemotongan untaian melati.

Sebelum peresmian Labkesda, Risma mengaku telah sering meninjau laboratorium yang berlokasi di Jalan Gayungsari No 124, Surabaya ini. Adapun hal ini dilakukan untuk mengecek keamanan dan perbaikan gedung guna menghindari timbulnya kesalahan yang tak diinginkan.

"Makanya saya berkali-kali memonitor pembangunan ini. Mungkin hanya kita saja yang punya laboratorium seperti ini untuk tingkat kota dan kabupaten, karena biasanya laboratorium seperti ini ada di tingkat provinsi," ujar Risma.

Lebih lanjut Risma menjelaskan laboratorium ini akan menjadi tempat tes swab gratis bagi warga Kota Surabaya yang sering ke luar kota, seperti para sopir dan pengusaha yang sering ke luar kota dan terkadang pulang ke Surabaya malam hari.

Oleh karena itu, Risma berharap dengan adanya Labkesda, mereka bisa mampir dahulu untuk melakukan tes swab sebelum pulang ke rumahnya masing-masing.

adv pemkot surabaya

Foto: Dok. Pemkot Surabaya

"Karena ini buka 24 jam, mereka itu kami sarankan untuk swab dulu di sini. Ini tujuannya untuk mem-preseve warga Surabaya. Supaya ketika pulang ke rumahnya, sudah dalam kondisi aman, kasihan nanti keluarganya kalau tertular," katanya.

Terkait hal ini, Risma memastikan saat ini jajaran Pemkot Surabaya sedang menyiapkan sistem bagi warga Surabaya yang ingin tes swab di Labkesda. Dengan demikian data mereka bisa langsung terkoneksi dengan data kependudukan sehingga warga tidak perlu untuk setor KTP.

Risma juga menambahkan kemungkinan sistem nantinya akan dilengkapi kamera yang dapat mengidentifikasi identitas warga dan langsung terkoneksi dengan data kependudukan Surabaya.

"Pokoknya warga Surabaya, tanpa syarat apapun. Kita masih siapkan sistem supaya nanti tidak perlu pakai KTP juga," tegasnya.

Sementara itu bagi warga luar Surabaya atau bukan KTP Surabaya juga bisa melakukan tes swab di Labkesda, namun dikenakan biaya sebesar Rp 125.000 sesuai dengan peraturan daerah.

"Meskipun peralatannya kami diberi BNPB dan swasta, tapi dalam Perda kami ada ketentuan biaya Rp 125 ribu itu. Saya kira itu sudah sangat murah sekali," imbuhnya.

Adapun laboratorium ini dapat memeriksa sekitar 2.000 - 4.000 sampel setiap harinya, yang hasilnya bisa diketahui dalam waktu 2-3 hari. Sedangkan khusus warga Kota Surabaya seperti para sopir atau pengusaha yang sering bolak-balik ke luar kota, akan difasilitasi tes swab gratis dan cepat, yang hasilnya bisa diketahui dalam waktu 1 - 1,5 jam saja.

"Bagi mereka itu, nanti hasilnya bisa ditunggu. Nah, kalau hasilnya negatif silakan pulang dengan tenang dan aman. Tapi kalau hasilnya positif, saran saya langsung ke Hotel Asrama Haji untuk melakukan isolasi. Apalagi di sana sudah ada dokternya, dan kalau ada komorbidnya akan langsung dibawa ke rumah sakit, tapi kalau tanpa gejala bisa di Asrama Haji itu," paparnya.

Oleh karena itu, Risma berharap kepada warga Kota Surabaya agar bisa memanfaatkan laboratorium ini. Menurutnya, lebih baik mencegah penularan virus daripada harus mengobati orang yang sudah terkena virus COVID-19.

"Saya berharap laboratorium ini bisa mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus ini. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaatkan untuk siapa saja. Dengan adanya laboratorium ini, diharapkan penyakitnya tidak nambah, tapi diharapkan akan semakin turun," imbuhnya.

adv pemkot surabaya

Foto: Dok Pemkot Surabaya

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengimbau warga Surabaya yang melakukan perjalanan ke luar kota diharapkan untuk mampir dulu ke Labkesda sebelum pulang ke rumahnya masing-masing.

Sedangkan bagi warga luar Surabaya yang hendak menginap selama tiga hari di Surabaya, baik itu menginap di hotel, kos, apartemen, atau bahkan di rumah saudaranya, maka diwajibkan untuk datang ke Labkesda untuk melakukan tes swab dengan biaya Rp 125.000.

"Syaratnya, kalau itu menginap di hotel maka harus menunjukkan KTP dan bukti reservasi hotel, dan kalau menginap di rumah saudara atau kos, termasuk para pelajar dan mahasiswa, maka harus menunjukkan KTP dan surat domisili yang dikeluarkan oleh RT/RW atau kelurahan setempat, karena nanti yang mengawasi para RT/RW dan kelurahan serta kecamatan," katanya.

Menurutnya, program ini diberlakukan di Kota Surabaya karena Risma tidak ingin ada lonjakan kasus dan peningkatan kematian di Surabaya. Apalagi jika melihat di beberapa daerah, kasusnya masih melonjak tinggi.

Selain itu, melihat dari hasil tracing puskesmas, warga Surabaya yang tertular umumnya merupakan warga yang baru pulang dari luar kota. Seperti hanya beberapa waktu lalu, tiga orang sekeluarga dinyatakan positif setelah pulang dari silaturrahmi ke keluarganya di luar kota, yang ternyata daerahnya masih zona merah.

"Makanya Bu Wali meminta warga untuk tes swab bagi warga yang baru pulang dari luar kota," ujarnya

Terkait jam pelayanan, ia juga menjelaskan jam pelayanan tes swab di Labkesda berlaku selama 24 jam. Namun, jika masih jam kerja, dianjurkan untuk melakukan tes swab ke puskesmas terdekat, atau bisa juga ke Gelora Pancasila yang rutin melakukan tes swab setiap harinya.

"Sengaja kami bagi supaya tidak menumpuk di satu tempat. Jadi, kalau jam kerja bisa ke puskesmas dan ada pula di Gelora Pancasila. Tapi kalau di luar jam kerja atau bahkan malam-malam, bisa langsung ke Labkesda," pungkasnya.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER