Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per Jumat (18/9) bertambah 3.891 orang sehingga total mencapai 236.519 kasus. Dari jumlah itu 170.774 dinyatakan sembuh dan 9.336 meninggal dunia.
Penambahan 3.891 kasus positif hari ini berdasarkan pemeriksaan 44.428 spesimen. Hari ini juga mencatat penambahan kasus sembuh tertinggi sejak pandemi corona pertama kali terdeteksi di Indonesia, awal Maret lalu.
Sebelumnya, rekor tambahan kasus sembuh tertinggi terjadi pada 14 September dengan catatan 3,395 kasus. Hari ini tercatat 4.088 orang dinyatakan sembuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"236.519 terkonfirmasi," demikian keterangan dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI.
Selain peningkatan kasus positif dan kesembuhan, jumlah orang yang meninggal dunia juga bertambah. Pada hari ini orang meninggal tercatat sebanyak 114 orang. Sementara jumlah kasus suspek secara keseluruhan sampai hari ini mencapai 104.866 orang.
Sehari sebelumnya kasus positif virus corona tercatat 232.628 kasus, dengan 166.686 di antaranya dinyatakan sembuh dan 9.222 orang meninggal dunia.
Ada penambahan kasus positif sebesar 3.635 kasus pada Kamis lalu. Penambahan ini berdasarkan pemeriksaan terhadap 41.804 spesimen.
Sembilan provinsi mendapat sorotan dan penanganan khusus dari pemerintah dalam upaya menghentikan penularan Covid-19. Sembilan provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Utara, dan Papua.
Presiden Joko Widodo telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BNPB Doni Monardo menurunkan kasus Covid-19 di sembilan provinsi itu. Keduanya diberi waktu selama dua pekan, terhitung sejak 15 September 2020.
Pandemi corona di Indonesia, salah satunya disumbang oleh klaster-klaster penularan yang cukup besar. Di Jakarta, Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi klaster penyebaran virus corona terbesar dengan catatan 252 kasus positif Covid-19.
Angka tersebut belum diakumulasikan dengan temuan di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) sebanyak 50 kasus dan Puslitbang UKM Kemenkes 1 kasus.
(wis)