Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengklaim dampak pandemi Covid-19 di Indonesia tak separah negara lain yang memiliki penduduk hampir sama banyaknya dengan Indonesia.
Kata dia, jika dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki jumlah penduduk tinggi, kasus Covid-19 di Indonesia tergolong rendah, sebab saat ini Indonesia masih berada di urutan dua puluhan untuk jumlah kasus positif Covid-19.
"Kita juga tidak terlalu parah dibanding negara-negara besar yang lain," kata Muhadjir saat mengisi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Malang secara virtual dan bisa diakses melalui akun youtube resmi UMY, Senin (28/9).
Dia merinci, Indonesia memiliki jumlah penduduk tertinggi nomor empat di dunia. Bersanding dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China dan India. Tetapi nyatanya, kata dia, untuk kasus penularan Covid-19, Indonesia justru jauh di bawah negara yang memiliki penduduk hampir sama banyak dengan Indonesia.
"Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia, tetapi dalam kasus covid-19 ini, kita berada di dalam urutan antara nomor 21 dan nomor 22, sementara negara lima besar yang lain, penduduk terbesar yang lain berada di urutan 1, 2, dan 3," kata dia.
Lihat juga:Ketua KPID Sumut Meninggal Terpapar Covid-19 |
Pertama, kata dia, Amerika memiliki jumlah kasus Covid-19 yang cukup besar. Bahkan angka kematian akibat Covid-19 di negara ini tergolong tinggi. Dan Amerika adalah negara dengan penduduk terbanyak nomor tiga di dunia.
Selain Amerika Serikat, kata dia, India dengan jumlah penduduk terbanyak nomor dua di dunia masuk dalam urutan nomor dua untuk kasus penularan dan kematian Covid-19.
"Kemudian yang nomor tiga Brasil, Brasil adalah yang jumlah penduduknya nomor 5 di dunia, sekarang ranking ke-3 dengan jumlah kasus kematian dan kasus Covid-19 terbesar di dunia," kata dia.
Mantan Menteri Pendidikan itu juga mengklaim saat ini kasus Covid-19 di Indonesia juga tidak mengalami kenaikan eksponensial padahal banyak ramalan atau prediksi yang menyebut kasus covid di Indonesia akan melonjak tajam.
Muhadjir justru menyebut angka penambahan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia wajar jika mengalami naik-turun, selama hal itu masih dalam tahap terkendali.
"Dan alhamdulillah perkembangan kasus itu tidak mengalami kenaikan yang eksponensial, seperti yang dibayangkan yang berlipat ganda dari waktu ke waktu tetapi relatif landai, memang ada naik turun dan alhamdulillah kita masih dalam kondisi terkendali," kata Muhadjir.
Dalam kesempatan itu, Muhadjir menyebut pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia sejak awal Maret lalu membuat Indonesia seolah tengah mendayung di antara dua tebing yang cukup terjal.
Kata dia, jika masyarakat dan pemerintah tidak pandai mendayung maka akan mengalami celaka yang cukup fatal. Dua tebing itu kata Muhadjir adakah ekonomi dan kesehatan.
"Maka (bagaimana) pengendalian terhadap upaya kita untuk tidak terbentur salah satu tebing, yaitu tebing krisis ekonomi dan tebing krisis kesehatan maka kita harus pandai-pandai mengendalikan perahu kita," kata Muhadjir.
Untuk saat ini Muhadjir juga mengklaim pengendalian dan penanganan Covid-19 di Indonesia sudah dalam jalur yang benar. Buktinya yakni perkembangan ekonomi Indoneisa yang tak separah negara lain, meski diakui memang Indonesia juga mengalami defisit.
"Alhamdulillah pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo sekarang kita berada di dalam track yang benar. Buktinya apa? Yaitu ekonomi kita walaupun mengalami minus defisit, pertumbuhannya tetapi tidak separah negara-negara lain," katanya.
Jika Muhadjir mengklaim penanganan dan jumlah positif Covid di Indonesia tak sebanyak negara lain, hal itu justru berbeda dengan data yang selalu dirilis Kemeterian Kesehatan setiap hari.
Per hari ini saja, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Indonesia pada mencapai angka 278.722 orang. Angka tersebut bertambah sebanyak 3.509 kasus dari hari sebelumnya. Dari jumlah itu, sebanyak 206.870 orang dinyatakan sembuh dan 10.473 orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah kasus positif juga terus memecahkan rekor selama juga jari berturut-turut yakni sepanjang 23-25 September lalu. Bahkan dalam beberapa hari terkahir, kasus Positif Covid-19 telah bertambah di atas 4.000 kasus per hari.
Meski kasus covid di Indonesia tergolong lebih sedikit dibanding negara lain yang punya populasi besar, kemampuan melacak dan mengetes di Indonesia tergolong rendah.
Dilansir dari laporan WHO per 23 September 2020, kemampuan tes di Indonesia baru 0,5 per 1.000 penduduk per pekannya. Selain itu, angka positivity rate di Indonesia juga masih tinggi yakni sekitar 15 persen. Padahal ambang batas positivity rate WHO adalah 5 persen.
Data dari Satgas Covid per 28 September 2020, tercatat baru 1.934.863 orang yang di tes covid-19.
(tst/ugo)