Seorang guru kelas 7 sekolah menengah pertama, Harianto Andi Ma'tu, tak mengenali muridnya saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi virus corona. Dia baru menyadari tiga bulan kemudian bahwa selama ini mengajar siswa dari sekolah lain.
"Efek BDR [belajar dari rumah]: guru dan siswa kesasar setelah hampir 3 bulan baru sadar ternyata kami berbeda sekolah," tulis Harianto dalam tautan di laman Facebook pribadinya dikutip CNNIndonesia.com, Selasa (29/9).
Mulanya pada 29 Juli 2020, Harianto bercerita ada seorang siswa kelas 7 mengirimkan tugas mata pelajaran IPA. Dia pun mengecek pengirimnya dan memastikan nama siswa itu telah terdaftar di sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Harianto sempat bingung melihat alamat yang tertera. Ketika siswa itu salah menyapanya, dia pun memaklumi karena baru masuk SMP.
"Cek alamat bingung dusun dari mana mungkin salah tulis. Saya periksa jawabannya benar. Disapa 'Ibu' pun saya tak masalah karena mungkin belum kenal," katanya.
Siswa tersebut kembali mengirim tugas kedua. Harianto memberikan catatan atas tugas yang dia periksa.
Lagi-lagi, dirinya kembali disapa layaknya seorang guru perempuan.
Murid tersebut kembali mengumpulkan tugas yang ketiga dan seterusnya. Proses timbali balik bimbingan antara guru dan murid juga dilakukan.
![]() |
Sampai akhirnya pada 8 Agustus 2020, kata Harianto, anak didik itu keluar dari grup WhatsApp Kelas IPA.
"Saya mengira (murid tersebut) kurang nyaman sebab nomor WhatsApp tersebut sepertinya milik ayahnya. Hal ini terlihat dari nama akun tersebut," ujarnya.
Di hari-hari selanjutnya, dia makin menemui kejanggalan. Siswa itu masih saja memanggilnya dengan sapaan ibu. Begitu pula tugas yang dikumpulkan siswa dengan yang diberikan guru pun berbeda.
Sampai akhirnya, Harianto memberikan nama lengkapnya kepada siswa tersebut. Anak itu pun bertanya soal tugas dan mengklarifikasi nama guru yang mengajarnya.
Dari situ, Harianto sadar bahwa siswa itu bukanlah anak didiknya di sekolah tempatnya mengajar.
"24 September Ananda kembali bertanya perihal tugas dan mengklarifikasi nama gurunya dengan Ibu U...?" tulis Harianto di Facebook.
"Astaga... baru sadar ternyata Ananda sepertinya bukan siswa dari sekolah kami. Saya periksa foto dan jawaban modul yang telah dikirimkannya. Pada foto pertama tidak ada yang aneh kecuali alamat tersebut," lanjut Hari.
Pada lembar tugas selanjutnya, barulah Harianto sadar bahwa di setiap lembaran bukan tertulis nama Harianto sebagai guru, melainkan nama rekan seprofesinya yang mengajar di sekolah lain.
Harianto mengaku pernah membagikan modul dengan rekan kerjanya itu untuk menguji efektivitas antarmurid.
"Akhirnya saya sampaikan klarifikasi kepada Ananda. Alhamdulillah dimengerti dan alhamdulillah Ananda tetap boleh belajar bersama saya. Cerita #BDR Tepuk jidat hahaha," tulisnya.
Pemerintah meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah sejak pandemi corona melanda Indonesia Maret lalu. Peserta didik diminta belajar di rumah dengan panduan dari pihak sekolah. TVRI juga menayangkan pelajaran setiap hari.
Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19) yang diterbitkan 24 Maret lalu.
(ctr/pmg)