Kementerian Agama secara resmi menggelar program Kompetensi Penceramah Agama Angkatan I, yang sebelumnya bernama sertifikasi penceramah, pada hari ini, Selasa (29/9), hingga Kamis (1/10).
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan program ini merupakan bagian dari pembangunan nasional.
"Kemenag telah menggariskan pembinaan keumatan sebagai bagian penting pembangunan nasional," kata dia, dalam keterangan resminya, Selasa (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan program pembinaan keumatan tersebut tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemenag tahun 2020-2024.
"Dalam bahasa kekinian, diharapkan bahasa agama akan benar-benar semakin nyata dalam pembangunan nasional," kata Zainut.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan penceramah agama yang mumpuni untuk menghasilkan umat beragama yang berkualitas. Ia pun berharap program penguatan kompetensi yang digelar Kemenag ini bisa menghasilkan penceramah berwawasan keislaman yang moderat dan berkebangsaan.
"Materi dakwah, akan dapat diterima dengan baik bila disampaikan dengan cara atau metode yang tepat oleh mereka yang memiliki wawasan keagamaan luas," kata dia.
Sebelumnya, Zainut meluncurkan secara resmi program ini pada Jumat (18/9).
"Bismillahirrahmanirrahim, dengan niat baik memberikan penguatan dan pembinaan, kami launching Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama," ucap Zainut, ketika itu.
Dia menegaskan program ini bukanlah sertifikasi penceramah agama, tapi lebih ke pembinaan teknis dalam rangka penguatan kompetensi penceramah agama. Program ini tidak hanya dilaksanakan oleh Ditjen Bimas Islam, tapi juga Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, serta Pusat Pembinaan dan Pendidikan (Pusbindik) Khonghucu.
"Ini bukan sertifikasi. Tidak ada paksaan untuk mengikuti program ini. Sifatnya sukarela. Karenanya, yang tidak ikut Bimtek juga tidak terhalang haknya untuk terus berdakwah," terang Wamenag.
Terpisah, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Juraidi menyatakan program Penguatan Kompetensi Penceramah Angkatan Pertama ini diikuti oleh 100 penceramah yang berasal dari pelbagai ormas Islam. Nantinya, akan disusul dengan angkatan kedua dengan jumlah 100 peserta dan dilakukan di daerah-daerah.
"Total nanti akan ada 8.000 penceramah di tingkat daerah, dan 200 di tingkat pusat," kata Juraidi.
Juraidi merinci beberapa ormas Islam yang mengikuti program tersebut diantaranya Alwashliyah, Wanita Islam, LDNU, Ittihadul Muballighin, Mathlaul Anwar, Muslimat NU, Al Isryad Al Islamiyyah, PUI, IKADI, dan PSQ.
Juraidi juga mengungkapkan program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama ini Kemenag juga menggandeng sejumlah narasumber. Yakni Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Menteri Agama Periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin serta Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman.
![]() |
Kemenag melibatkan narasumber dari Lemhanas, BPIP, dan BNPT untuk memberikan wawasan terkini tentang kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Diketahui, Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama sendiri sudah dikenalkan ke publik oleh Kementerian Agama pada Jumat, 18 September 2020 lalu.
Awalnya, kegiatan ini pertama kali diperkenalkan dengan nama program penceramah bersertifikat. Usai menimbulkan kontroversi, Kemenag lantas mengganti nama program menjadi Penguatan Kompetensi Penceramah Agama.
(rzr/arh)