Rabu (30/9) malam, sekitar pukul 20.30 WIB, masyarkat di Desa Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, dan sekitarnya dikagetkan suara sirine peringatan dini tsunami.
Belakangan, diketahui suara sirine yang keluar dari menara di Kantor Desa Panimbang itu hanya sebuah rangkaian pengetesan yang dilakukan pihak BMKG dan BPBD.
"Kita memang BMKG, BPBD. Kita ada jadwal (pengecekan) nya, setiap tanggal 26 ada aktivasi sirine, aktif atau enggak. Kemarin dites tanggal 26 [September] itu tidak berbunyi, maka kami mengadakan tes dan perbaikan [malam tadi]," kata Kepala BMKG Klas I Tangerang, Suwardi, saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon seluler, Kamis (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suwardi menerangkan sebetulnya, sebelum petugas datang untuk melakukan perbaikan dan memeriksa kelaikan sirine peringatan dini itu sudah menyampaikan tujuannya kepada kepala desa setempat untuk diumumkan kepada warga sehingga tidak terjadi kekalutan saat diuji coba.
Akan tetapi, saat sirine dicoba aktifkan, warga-warga yang mendengarnya suara peringatan berhamburan keluar rumah menuju kantor desa Panimbang.
"Saat dibunyikan (sirine), masyarakat berhamburan. Saya sebenarnya sudah sampaikan ke kades, bahwa ada perbaikan alat. Jadi bunyi nya ini hanya tes, ini hanya tes," terangnya.
Suwardi mengatakan sirine peringatan dini tsunami itu sendiri sebetulnya dalam kondisi normal. Namun, lanjut dia, kemarin sempat ada kabel yang yang bermasalah dan jaringan server yang kurang baik, sehingga saat tombolnya dipencet tanggal 26 September lalu, sirine tidak berbunyi.
"Kemarin ada soket tower-nya yang terganggu, sama link-nya ada yang terganggu. Cuma ini kan mencetnya pakai server di BPBD Banten, alat itu langsung bunyi secara otomatis. Cuma waktu alat dipencet, dari lokasi server ke lokasi sirine tidak bisa bunyi, kayak SMS yang ter-pending," jelasnya.