Kepala Staf Kepresiden, Moeldoko menepis anggapan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang merasa dicopot karena dirinya menganjurkan menonton film G30S/PKI.
Moeldoko menyebut pernyataan yang dilontarkan Gatot itu merupakan pendapat subjektif dan tak masalah seseorang menyampaikan hal tersebut. Namun, katanya, pendapatnya itu belum tentu sesuai dengan yang dipikirkan oleh pimpinannya.
"Pergantian pucuk pimpinan di sebuah organisasi itu melalui berbagai pertimbangan. Bukan hanya pertimbangan kasuistis, tetapi pertimbangan yang lebih komprehensif," kata Moeldoko, Kamis (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Panglima TNI ini melihat ada kepentingan pribadi di balik berembusnya isu PKI belakangan ini. Menurutnya, ada pihak-pihak yang membangun kewaspadaan untuk menakuti masyarakat.
Padahal, baginya, seorang prajurit harus membangun kewaspadaan yang menentramkan. Moeldoko megaku dirinya lebih memilih untuk membangun kewaspaan yang menentramkan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
"Saya tidak ingin menyebut nama, tetapi kan tujuannya membangun kewaspadaan. Kewaspadaan kita bangun untuk menenteramkan keadaan. Bukan malah untuk menakutkan. Bedanya di situ," ujarnya.
Moeldoko juga mengatakan bahwa setiap purnawirawan memiliki kepentingan masing-masing. Hal ini berbeda dengan prajurit yang masih terikat dengan Saptamarga dan sumpah prajurit.
"Tergantung dari orang yang bersangkutan. Seseorang bisa berbeda kalau sudah bicara politik, bicara kekuasaan, bicara achievement, karena ada ambisi," katanya.
Lebih lanjut, Moeldoko mengaku sesama purnawirawan pihaknya kerap saling mengingatkan. Namun, kata dia, pilihan tetap kembali kepada masing-masing pribadi.
"Tapi sekali lagi, kalau itu berkaitan dengan kepentingan, tidak ada otoritas kita untuk bisa melarang. Masing masing sudah punya otoritas atas dirinya," ujarnya.
Sebelumnya, Gatot melalui akun Youtube Hersubeno Point menyebut pergantian dirinya sebagai panglima TNI kala itu karena memerintahkan menonton film G30S/PKI. Sampai akhirnya sahabat Gatot dari PDIP memintanya berhati-hati karena kebijakan itu.
"Saya punya sahabat dari salah satu partai, sebut saja partai PDI menyampaikan, 'Pak Gatot hentikan itu. Kalau tidak Pak Gatot akan diganti'," katanya.
"Saya bilang 'terima kasih', tapi justru saya gas karena ini benar-benar berbahaya, dan memang benar saya diganti," lanjutnya.
(ctr/fra)