Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih kesulitan menguak sejumlah rentetan insiden penembakan di wilayah Distrik Hitadipa, Kabupaten Sugapa, Papua dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satu kasus yang menyita perhatian publik ialah penembakan pendeta Yeremia Zanambani hingga tewas. Waterpauw mengatakan, penyelidikan kasus Yeremia belum diungkap lantaran pihak kepolisian sulit mendapat keterangan saksi.
"Kami baru sampai pada olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) kemarin," kata Waterpauw saat dihubungi CNNIndonesia.com dari Jakarta, Jumat (2/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa dibilang masyarakat juga sudah jarang di sekitar lokasi itu. Saksi kalau hanya saksi dari istri almarhum kami sudah dapat," tambah dia.
Selain istri korban, Waterpauw juga mengungkapkan bahwa penyidik sudah memeriksa beberapa saksi lain yang disebutkan sempat melihat insiden penembakan itu langsung di lokasi. Hanya saja, kata dia, ternyata saksi-saksi tersebut tidak mengetahui peristiwa secara pasti lantaran cuma mendengar suara tembakan dan situasi di lokasi sudah keburu mencekam.
"Dia tidak melihat langsung, tapi dia hanya mendengar bunyi tembakan," tambah dia.
Selain itu juga, kata Waterpauw, kesulitan lain adalah karena lokasi kejadian merupakan wilayah yang dikuasai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dia menjelaskan bahwa Distrik Hitadipa sudah dikuasai oleh KKB sejak Oktober 2019. Bukan hanya itu, personel kelompok separatis itu disebutkan dia juga banyak. Hal itu kemudian berdampak juga dengan keberadaan masyarakat sekitar yang sudah tidak di sana lagi.
"50 orang (Pasukan KKB) dan senjata 17 pucuk dalam data kami dari rampasan-rampasan anggota kami di berbagai daerah," ungkap dia.
Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan di lapangan guna mencari sejumlah fakta-fakta yang masih buram. Dia menerangkan, upaya penyidik untuk dapat sampai di lokasi kejadian tidak mudah lantaran berada di dalam hutan.
"Itu daerah saya sudah kebayang itu ya, sulit itu daerahnya karena satu jalan akses yang harus kami lalui," pungkas dia.
Dalam kasus ini TNI mengklaim pendeta Yeremia ditembak anggota KKB. Sementara itu kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang disematkan sebutan KKB itu justru menuding balik bahwa prajurit TNI lah yang menembak pendeta tersebut.
(mjo/ain)