Tolak Pemakaman Covid, Ambulans di Probolinggo Dilempari Batu

CNN Indonesia
Senin, 05 Okt 2020 14:45 WIB
Aksi pelemparan batu dilakukan karena puluhan warga menolak prosedur pemakaman salah satu warga yang meninggal dengan protokol kesehatan Covid-19.
Ambulans yang membawa jenazah terindikasi Covid-19 dilempari warga Kabupaten Probolinggo dengan batu karena menolak pemakaman dengan prosedur Covid-19. Ilustrasi (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah warga di Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melempari ambulans dengan batu saat Satgas Penanganan Covid-19 dan petugas medis setempat saat membawa jenazah pasien terindikasi Covid-19, Minggu (4/10).

Puluhan warga menolak prosedur pemakaman salah satu warga yang meninggal dengan protokol kesehatan Covid-19. Warga yang meninggal adalah pria berusia 70 tahun dengan keluhan sesak nafas menahun.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tes cepat atau rapid test, warga tersebut terindikasi positif Covid-19, sementara hasil pemeriksaan yang lebih akurat menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) atau swab belum keluar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awal masuk di RS Rizani Paiton itu sudah dites rapid dan reaktif, tapi hasil swab belum keluar. Indikasi memang probable atau suspek Covid-19, " kata Camat Pakuniran, Hari Pribadi dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Senin (5/10).

Kendati demikian, puluhan warga itu langsung memasang badan untuk mengusir petugas gabungan. Mereka bahkan membakar alat pelindung diri (APD) dan peti jenazah.

Menurut Hari, warga melakukan hal tersebut karena masih menganggap bahwa Covid-19 adalah aib.

Sementara itu, Koordinator Gakkum Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto menyebut pihaknya tak memperkirakan aksi warga tersebut. Pihak keluarga saat di rumah sakit juga sudah menyanggupi prosedur pemulasaran dan pemakaman jenazah berdasarkan protokol Covid-19.

"Ternyata pihak keluarga yang notabene melakukan kesepakatan dan terima, ternyata tidak, hanya akal-akalan saja," kata Ugas.

Menurut Ugas, aksi brutal itu baru berhasil terhenti saat petugas gabungan dan ambulans meninggalkan lokasi kejadian. Alhasil, kata Ugas, jenazah warga yang terindikasi Covid-19 itu dimakamkan tanpa protokol kesehatan.

"Keluarga memilih memakamkan sendiri seperti biasa," ujarnya.

Aksi penolakan dengan kekerasan juga sempat terjadi di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/9) lalu. Seorang petugas tenaga kesehatan dari Puskesmas Sememi Surabaya sempat mengalami kejadian memilukan saat bertugas.

Petugas yang diketahui bernama Cholik Anwar itu dimaki serta dilumuri kotoran oleh keluarga warga yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 saat hendak dijemput.

(khr/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER