Ratusan aparat kepolisian siaga di perbatasan Kota Bekasi, Jawa Barat dan DKI Jakarta, untuk mengadang buruh dan mahasiswa yang akan mengikuti aksi menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/10).
"Kami sudah menyiapkan personil kurang lebih 367 personel. Itu BKO dari Brimob dan Sabhara Polda," kata Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (8/10).
Erna mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan penyekatan di 10 titik perbatasan Bekasi dan Jakarta agar buruh dan mahasiswa tak keluar dari wilayah Bekasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Titik-titik penyekatan dilakukan di gerbang Tol Bekasi Barat 1, gerbang Tol Bekasi Barat 2, gerbang Tol Bekasi Timur, pintu Tol Jatiwaringin-Pondok Gede, serta area KM 5 Pondok Gede.
Kemudian di Sumber Arta, perbatasan Cakung-Medan Satria, Cakung-Bekasi Barat, pintu Tol Jatiwarna 2, hingga Jatiasih 2.
"(Penyekatan) Ada, di titik-titik perbatasan Jakarta, seperti Harapan Indah, Tol Barat, Tol Timur, Pondok Gede, sama Bantar Gebang. Kita lakukan penyekatan di perbatasan," ujarnya.
Di sisi lain, Erna mengatakan polisi juga akan mengamankan sejumlah pabrik di wilayah Kota Patriot tersebut. Menurutnya, polisi ingin mengantisipasi aksi sweeping yang dilakukan buruh di pabrik-pabrik.
"Kami juga ada pengamanan di pabrik-pabrik, terutama penyekatan di wilayah masing-masing. Salah satunya dibagi di perbatasan dan pabrik itu sendiri, kita lakukan pengamanan," katanya.
Selain itu, kata Erna, polisi turut bergerak mengamankan sejumlah universitas di wilayah Bekasi. Ia menyebut pihaknya ingin agar mahasiswa tak ikut aksi di depan Istana Negara untuk menolak Omnibus Law Cipta Kerja.
Dalam kesempatan itu, Erna meminta para buruh dan mahasiswa tidak melakukan aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di tengah kondisi pandemi virus corona (Covid-19). Ia khawatir masyarakat yang turun ke jalan tertular virus corona.
"Kita beri imbauan kepada masyarakat, mengingat pandemi Covid, tidak usah lah melakukan unjuk rasa, karena protokol kesehatan harus dijaga. Jangan sampai tertular Covid," tutur Erna.
Sejumlah serikat buruh dan mahasiswa berencana menggeruduk Istana Negara menolak UU Cipta Kerja. Aksi turun ke jalan ini menjadi rangkaian mogok nasional yang dilakukan kelompok buruh selama tiga haru sejak Selasa (6/10) di beberapa daerah.
Setidaknya, sekitar 20 ribu orang dari aliansi buruh, mahasiswa, dan masyarakat sipil akan mendatangi Istana Negara hari ini. Massa akan mendesak Presiden Joko Widodo mencabut pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja dan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang atau Perppu.
(dmi/fra)