Sekretaris Jendral Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indra Iskandar mengakui ada upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk meretas situs resmi DPR RI. Kata dia, upaya meretas situs ini telah terjadi sejak Senin (5/10) malam hingga Kamis (8/10).
"Kalau upaya untuk meng-hack itu memang ada sejak Senin malam sampai siang ini masih ada upaya itu," kata Indra saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon.
Kata dia, hingga saat ini situs resmi DPR juga masih mengalami kesulitan untuk diakses. "Dan masih berat di website DPR. Itu memang ada upaya untuk meng-hack," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait tulisan yang sempat muncul 'Dewan Pengkhianat Rakyat' di situs tersebut, Indra menyebut itu hanya editan. Saat ini tulisan tersebut juga sudah hilang dan berganti menjadi Dewan Perwakilan Rakyat.
"Kalau tulisan (Dewan Pengkhianat Rakyat) itu cuma editan. Gak ada. Itu cuma editan aja," kata dia.
Lebih lanjut, Indra juga menyebut telah melakukan berbagai upaya dan berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk menghalau serangan dunia maya ini. Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak Telkom dan Bareskrim Polri terkait upaya serangan siber ini.
"Sebenarnya sudah dimonitor juga baik dari Telkom maupun kepolisian bareskrim. Memagari juga untuk upaya menyerbu, tapi memang masih agak berat sampai sekarang tapi kami tetap memagari," kata dia.
Sebelumnya, situs resmi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di dpr.go.id tak bisa diakses. Bahkan saat dibuka, muncul tulisan 'An error occurred while processing your request'.
(tst/asa)