Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Edi Setiadi melaporkan dugaan kasus aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke dalam kampus. Penembakan gas air mata itu terjadi pada Rabu (7/10), usai demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan DPRD Jabar.
Dalam surat pengaduan Unisba yang diterima CNNIndonesia.com, Edi menuturkan kampus sedang libur karena pembelajaran dilakukan secara daring. Namun karena keprihatinan dengan kondisi bangsa, mahasiswa terdorong untuk melakukan aksi penolakan Omnibus Law.
Kemudian, pada Rabu (7/10), rombongan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang sudah melakukan aksi di depan DPRD Jabar bergerak ke Unisba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka memaksa masuk ke Unisba karena menghindari tembakan gas air mata dari polisi. Masuknya mahasiswa ke area kampus di luar kendali kami karena kampus sebenarnya sarana pendidikan yang tidak perlu menerapkan penjagaan personel maupun sarana yang sangat ketat," tutur Edi dalam surat tersebut.
Akan tetapi setelah mahasiswa masuk ke Unisba, lanjut Edi, ada polisi yang menembakkan gas air mata ke dalam kampus. Bahkan terdengar ledakan yang mengarah ke dalam kampus Unisba yang memecahkan kaca pos penjagaan Unisba.
"Dengan kejadian tersebut kami mohon pimpinan Polri dapat mengendalikan anggotanya supaya tidak bertindak berlebihan ke area kampus karena itu fasilitas perkuliahan yang bertujuan mencerdaskan bangsa," ujar Edi.
Pihak Unisba pun berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali.
"Karena kami mengetahui tugas dan fungsi kepolisian terutama tugas mengayomi dan melindungi masyarakat," ujarnya.
Seperti diketahui, gelombang aksi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja terjadi di sejumlah daerah. Umumnya, aksi unjuk rasa digalang oleh mahasiswa dan elemen buruh.
Mereka kecewa dengan sikap DPR dan pemerintah yang mengesahkan Omnibus Law Cipta Kerja menjadi undang-undang. Buruh yakin peraturan tersebut cenderung menguntungkan pengusaha ketimbang hak-hak pekerja.
Unjuk rasa dilakukan di Bandung, Lampung, Palembang, Surabaya, Bekasi dan beberapa daerah lainnya. Aksi unjuk rasa di Bandung sendiri terjadi di depan DPRD Jabar sejak Selasa hingga Kamis (6-8 Oktober 2020).
(hyg/gil)