Ketua #SatgasCovid-19 Doni Monardo menyatakan pemerintah terus berusaha melakukan berbagai cara untuk menangani penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Langkah yang diambil antara lain dengan menyalurkan mesin PCR dan laboratorium guna percepatan dan pemerataan uji spesimen berbasis reagan, serta memberikan reagen ke berbagai daerah untuk melakukan uji sampel spesimen virus SARS-CoV-2.
Tujuannya, agar pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas dapat memberikan pelayanan dan penanganan Covid-19 gratis berbasis data.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doni mengatakan, menurut catatan pada awalnya Indonesia hanya memiliki satu laboratorium yang berfungsi, yakni Balitbankes Kemenkes. Seiring perkembangan situasi dan kondisi, laboratorium diperbanyak hingga 374 unit yang tersebar di sejumlah daerah dengan kapasitas uji sampel mencapai rata-rata di atas 35 ribu spesimen.
"Sekarang ini sudah ada 374 laboratorium. Suatu angka yang sangat besar. Demikian juga kemampuan testing per hari yang semula per hari 2.000 kemudian meningkat 10.000, 20.000, 30.000, nah sekarang sudah rata-rata di atas 35.000," jelas Doni.
Doni pun mengakui bahwa capaian uji spesimen itu belum merata di seluruh pelosok negeri. Ia menyebut hal tersebut sebagai tantangan bagi pemerintah.
Namun di sisi lain, ada beberapa daerah yang memiliki kemampuan uji spesimen sesuai standar WHO. Doni menyatakan pihaknya akan berupaya meningkatkan kondisi itu.
"Sudah ada yang meningkat. Jakarta termasuk yang cukup tinggi angka pemeriksaan spesimennya. Nah, kita terus bergerak untuk bisa merata ke seluruh wilayah Indonesia," ujar Doni.
Lebih lanjut, Doni mengingatkan masyarakat untuk melapor apabila menemukan oknum yang memberikan beban biaya bagi masyarakat untuk melakukan tracing dari kontak erat salah satu pasien COVID-19 dengan Swab PCR. Pemerintah, katanya, tidak ingin membebani masyarakat untuk melakukan pemeriksaan spesimen.
"Kalau toh mungkin masih ada pungutan-pungutan, mohon kami bisa diinformasikan, sehingga kami bisa mencari solusinya. Beban kepada masyarakat tidak boleh terlalu berat, apalagi untuk melakukan pemeriksaan spesimen," katanya.
Doni menambahkan, "Sejauh ini, mereka yang kontak erat dilakukan tracing itu seharusnya gratis. Tidak boleh ada pungutan sebesar apapun. Seharusnya gratis."
Sementara untuk pencegahan Covid-19 paling mendasar, ujar Doni, adalah dengan penerapan protokol kesehatan yang sesuai, yakni lewat 3M meliputi #pakaimasker, rajin #cucitangan pakai sabun, dan #jagajarak serta menghindari kerumunan.
(rea)