Banjir dan longsor yang melanda kawasan ibu kota pada Sabtu (10/10) malam memaksa 1.333 penduduk mengungsi. Satgas Penanganan Covid-19 telah meminta pemerintah daerah agar membantu warga menerapkan protokol kesehatan yang ketat di pengungsian.
Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan korban banjir yang berasal dari 129 RT yang tersebar di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Pengungsi terbanyak dari Kelurahan Ciganjur dengan total 1.200 jiwa, yang menetap di 9 lokasi pengungsian.
"Pemerintah daerah perlu mengantisipasi dampak banjir kepada warganya yang berada di lokasi pengungsian, khususnya terkait sulitnya menjalankan protokol kesehatan," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers di Istana Kepresidenan, Selasa (6/10) melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengungsian menjadi wilayah yang berpotensi menjadi klaster baru penularan Covid-19. Karena itu, protokol kesehatan mesti dilakukan secara disiplin dengan menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak aman dan sering #cucitangan pakai sabun.
Penerapan ini disebut Wiku harus berjalan seiring dengan pemenuhan kebutuhan dan sarana kesehatan bagi pengungsi.
"Langkah promotif dan preventif dalam mencegah penyebaran Covid-19 yang diwujudkan dengan protokol kesehatan merupakan hal yang utama dan harus dilakukan setiap individu (pengungsi)," imbau Wiku.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya telah mengeluarkan pedoman protokol kesehatan di pengungsian. Pedoman di antaranya mencakup penyediaan tenda ekstra sehingga bisa membantu jaga jarak antar pengungsi. Selain itu juga tercantum tentang sarana pencuci tangan dan screening awal, seperti pengecekan suhu tubuh.
(rea)