Kepatuhan warga Malaka, Nusa Tenggara Timur dalam mematuhi protokol kesehatan tak hanya dilakukan saat di tengah masyarakat. Protokol kesehatan juga mereka lakukan di tengah ladang, walau tak ada orang lain.
Salah satunya seorang ibu berusia sekitar 60 tahun yang saat itu berjalan sendirian menggunakan masker. Ia mengaku takut kena corona.
Ia bercerita warga yang berladang pun tak melepas masker yang mereka kenakan. Jawaban mereka sama, takut corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepatuhan protokol kesehatan itu meliputi #ingatpesanibu untuk #pakaimasker #jagajarak dan #cucitangan.
Kepatuhan ini berawal dari sosialisasi oleh pemuka agama. Gereja menjadi kunci dalam sosialisasi protokol kesehatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malaka, Gabriel Seran mengatakan mereka merangkul tokoh agama ketika membentuk #SatgasCovid di kabupatennya.
"Kekuatan penanganan pandemi ada pada rakyat, mencegah persebaran. Maka kami melakukan langkah penting melakukan sosialisasi di semua tingkat, terutama agama," ujar Gabriel dalam talkshow virtual bertajuk 'Belajar Disiplin Protokol Kesehatan Dari Malaka NTT' yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Senin (12/10).
Senada, Romo Deken Malaka Keuskupan Atambua, Edmundus Sako mengaku imbauannya kepada umat gereja cukup didengar. Namun tugasnya sosialisasi tidak hanya pada umat Katolik saja.
Selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ia juga menghimpun pemuka agama lain untuk sosialisasi protokol kesehatan.
"Saya selalu mengimbau, masyarakat tidak saja yang Katolik tetapi juga semua aliran agama di Malaka," ucap dia.
(ayo/fef)