Jumlah narapidana (napi) yang terinfeksi virus corona di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari , Sulawesi Tenggara kembali bertambah menjadi 69 orang.
Sebelumnya, napi di Lapas Kelas IIA Kendari yang dinyatakan positif virus corona hanya 13 orang dan satu orang meninggal dunia. Sebanyak 13 sipir juga turut terinfeksi di pekan sebelumnya.
Namun, setelah menjalani karantina dan isolasi selama 10 hari, sebanyak 9 sipir dinyatakan sembuh. Sementara, empat orang masih menjalani karantina di RSUD Abunawas Kendari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penambahan kasus virus corona di klaster Lapas Kelas IIA Kendari ini diungkapkan Kepala Divisi Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sultra KH Muslim, Senin (12/10).
Menurut Muslim, 69 orang yang dinyatakan terinfeksi covid ini menjalani perawatan di tiga tempat berbeda.
Sebanyak 23 orang di eks SMA Angkasa, empat orang sipir di Rumah Sakit Abunawas Kendari karena ada penyakit penyerta dan 42 orang napi lainnya dirawat di ruang isolasi khusus di Lapas Kelas IIA Kendari dan Lapas Perempuan.
"Di lapas Kendari ada 69 yang positif, ditangani oleh gugus tugas covid," kata KH Muslim kepada wartawan di Kendari.
Ia mengaku, 42 orang napi ditempatkan di ruang isolasi khusus di Lapas karena rumah sakit rujukan covid di Kota Kendari sudah penuh.
"Karena sejak pandemi, kami tetapkan Lapas Kendari dan Lapas Perempuan (sebagai ruang isolasi). Untuk fasilitasi ruangan, kita lakukan refocusing anggaran," jelasnya.
Ia menyebut, penjagaan napi di eks SMA Angkasa tetap dilakukan oleh pihak rutan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Jumlah petugas yang ditempatkan antara tiga sampai lima orang.
"Di SMA Angkasa, pengamanan tetap ekstra, kita turunkan pengawas dari Rumbasan dan Balai Permasyarakatan. Sistem pengamanan pakai masker dan APD," imbuhnya.
Kasus covid di Lapas Kelas IIA Kendari ini berawal dari rapid test yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM dalam upaya pencegahan virus corona. Di saat bersamaan, beberapa warga binaan mengeluhkan kehilangan indra penciuman.
Dari hasil rapid test, ditemukan seratusan lebih penghuni lapas dinyatakan reaktif rapid test yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan swab dengan hasil terbaru sebanyak 69 orang narapidana terinfeksi covid.
Muslim tidak mengetahui sumber penularan virus corona di dalam lapas. Sebab, selama pandemi, tidak ada lagi kunjungan di Lapas Kelas IIA Kendari.
"Kita ada lagi kontak fisik, komunikasi lewat video call," katanya.
Ia menduga, penularan di lapas bisa saja bersumber dari sipir yang memiliki akses keluar masuk di dalam area lapas. Namun, kata dia, dugaannya ini belum bisa dibuktikan karena penyebaran virus corona ini sudah tidak bisa dideteksi dari siapa dan dimana.
Sementara itu Kepala Lapas Kelas IIA Kendari Abdul Samad menyebut, narapidana baru menjalani isolasi delapan hari. Sementara sembilan pegawai sudah dinyatakan sembuh sejak seminggu lalu.
"Masih dua hari lagi baru boleh pulang. Karena harus 10 hari," kata Abdul Samad dikonfirmasi lewat pesan Whatsappnya.
(pnd/sfr)