Reisa: Mari Lindungi Negeri dengan Vaksinasi

KPC PEN | CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2020 22:50 WIB
Dokter Reisa Broto Asmoro menjelaskan bagaimana vaksin merupakan senjata utama untuk menaklukan penyakit yang berasal dari virus.
Satgas Covid-19 melalui juru bicaranya Reisa Broto Asmoro menjelaskan bagaimana vaksin merupakan senjata utama untuk menaklukan penyakit yang berasal dari virus, salah satunya Covid-19. (Foto: Muchlis - Biro Pers)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dampak besar pandemi Covid-19 bagi kehidupan manusia mendorong pemerintah dan para pakar mengembangkan vaksin SARS Cov-2. Hingga saat ini, pengembangan vaksin di beberapa negara termasuk Indonesia telah mencapai fase tiga.

Pengembangan vaksin Covid-19 terus dikebut demi menghentikan laju penyebaran pandemi. Hingga Selasa (13/10), lebih dari 38 juta orang terkonfirmasi positif Covid-19 di seluruh dunia, dengan jumlah kematian menembus angka 1 juta orang.

Pengembangan vaksin bukan merupakan hal yang mudah, membutuhkan kerja keras, dan dengan biaya tidak murah. Kendati demikian, vaksinasi diyakini sebagai langkah utama untuk mengendalikan penyakit akibat virus, termasuk Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat vaksinasi telah menyelamatkan sekitar 2-3 juta jiwa setiap tahun di seluruh dunia. Sejak vaksin ditemukan, sejumlah penyakit yang dulunya mematikan dan mengakibatkan kelumpuhan, menjadi sangat jarang bahkan punah.

Salah satu kesuksesan terbesar program vaksin adalah ketika WHO berhasil menghapuskan cacar dengan cara memperluas cakupan vaksinasi cacar hingga ke seluruh dunia pada 1956. Hingga pada akhirnya pada 1980, cacar dinyatakan telah tereradikasi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 (#SatgasCovid19) Reisa Broto Asmoro menjelaskan bahwa semenjak ditemukan oleh dr. Edward Jenner pada sekitar 1796, tujuan dari vaksin tidak pernah berubah, yakni untuk menyelamatkan umat manusia dari penyakit menular yang mematikan.

Di dunia ini sudah banyak sekali vaksin yang beredar dan terbukti bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti vaksin cacar, rabies, campak, polio, hepatitis B, difteri dan masih banyak lagi.

"Semua vaksin yang ada di dunia sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia," ujar Reisa, Selasa (13/10).

Secara medis, vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh berfungsi menstimulasi sistem imun tubuh untuk memproduksi imunitas terhadap suatu penyakit. Selanjutnya, jika virus atau bakteri yang sama masuk kembali ke dalam tubuh di masa depan, tubuh sudah mengenali dan tahu cara melawannya. Hal tersebut terjadi karena antibodi yang timbul berkat vaksin akan menghancurkan virus atau bakteri tersebut bahkan sebelum menyebar dan menyebabkan infeksi.

Kemudian, apabila vaksin dilakukan kepada sebagian besar orang di suatu kelompok akan menciptakan kekebalan kelompok atau yang lebih dikenal dengan istilah herd immunity.

Secara definisi, herd immunity merupakan situasi di mana sebagian besar masyarakat terlindungi atau kebal terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan.

Berdasarkan konsep ini, apabila muncul kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di daerah kantong dengan cakupan imunisasi rendah, maka penyebaran penyakit akan berlangsung dengan cepat.

Kekebalan kelompok terjadi jika lebih dari 80 persen orang dalam suatu kelompok telah diimunisasi. Sementara itu, bila kurang dari 60 persen, maka peluang terjadinya kejadian luar biasa (KLB) munculnya PD3I menjadi besar.

"Melihat besarnya manfaat dari vaksin terhadap kehidupan manusia, saya harap masyarakat Indonesia jangan ragu lagi untuk melakukan imunisasi atau vaksinasi, mari bersama-sama melindungi diri, melindungi negeri," tutur dokter yang menjadi Juru Bicara #SatgasCovid19 ini.

(ang/fjr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER