Jakarta, CNN Indonesia --
Kursi Presiden RI yang diraih Joko Widodo sepanjang dua periode tak terlepas dari prestasinya ketika menjabat Wali Kota Surakarta. Ia bersama wakilnya, FX Hadi Rudyatmo membangun Solo selama 7 tahun, 2005-2012.
Kebijakannya yang paling populer salah satunya ketika merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari tanpa banyak perlawanan. Apa yang dilakukan Jokowi dipandang jarang terjadi. Biasanya relokasi pedagang kerap dapat perlawanan, tak jarang lahirkan bentrok.
Untuk menyulap pasar-pasar di Solo menjadi cantik, Jokowi dianggap telaten menjalani sesi diskusi bersama pedagang kaki lima (PKL) hingga 54 kali selama tujuh bulan. Setelah sama-sama menemukan titik tengah, baru relokasi dilakukan dan pedagang dipindah ke tempat baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesabaran Jokowi ini disaksikan langsung oleh Dody Sudarsono, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Triwindu. Ia merupakan salah satu pedagang yang dipindahkan pada proyek revitalisasi pasar jilid selanjutnya, setelah pemindahan PKL di Banjarsari.
Tahun 2009, Pasar Triwindu direvitalisasi agar tampak lebih modern. Imbasnya, pedagang yang berjualan di sana harus dipindahkan selama renovasi ke Taman Sriwedari. Dody jadi salah satu pedagang yang harus dipindahkan.
"Jadi dipindah ke pasar darurat, dipindahkan ke Taman Sriwedari. Dulu karena di situ ada komplek bioskop, sebagian ditaruh di halaman bioskop, sebagian di sekitarnya," ceritanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/10).
 Sejumlah pedagang dan pengunjung mengenakan topeng bergambar Jokowi saat menonton bersama melalui TV acara pelantikan Presiden, Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kalla di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Senin (20/10/2014). (ANTARA FOTO/Maulana Surya/Rei/mes/14. |
Berkaca pada pengalaman Jokowi memindahkan PKL dari Taman Banjarsari, pedagang di Pasar Triwindu jadi lebih terbuka menerima wacana revitalisasi. Namun kekhawatiran tetap menyelimuti pikiran pedagang.
Mereka takut ketika pasar direvitalisasi, pelanggan yang sudah setia justru pergi. Ada sebagian pedagang yang menilai revitalisasi tak perlu dilakukan dan tak paham manfaatnya.
Namun Dody bercerita, Jokowi dan jajarannya merangkul setiap pedagang untuk berdiskusi dan mengutarakan kekhawatirannya. Setiap pernyataan disampaikan kepada pemerintah kota dan dijawab dengan terbuka.
"Apa yang jadi keinginan kita didengar. Kita waktu itu bertanya-tanya, jadinya akan seperti apa, gambarnya seperti apa. Jadi sampai ke teknis-teknis kita tanya detail," ungkapnya.
Diskusi antara pihak pemerintah dan pedagang dilakukan bukan hanya sekali, tapi hingga berkali-kali. Ia mengenang proses diskusi butuh waktu lama, karena aspirasi pedagang yang cukup banyak.
Hasilnya, Pasar Triwindu kini sudah lebih rapi dan kokoh dibanding sebelumnya. Pedagang pun bisa kembali berdagang tanpa ditarik biaya tambahan, seperti yang dijanjikan pemerintah Solo.
Dody pribadi menilai Jokowi membawa banyak terobosan dan perubahan selama 7 tahun di Surakarta. Padahal, menurutnya tak banyak hal luar biasa yang dilakukan sebagai kepala daerah.
"Sebetulnya yang dilakukan Pak Jokowi menurut saya biasa. Tapi jarang dilakukan pejabat-pejabat. Jadi luar biasanya Pak Jokowi, melakukan hal biasa tapi tidak pernah dilakukan pejabat," katanya.
Semasa menjadi wali kota, Jokowi bahkan berani pasang badan demi pedagang pasar di hadapan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Ia menolak pendirian mal atau pusat perbelanjaan modern di Solo pada 2011.
Buntutnya, Jokowi disebut bodoh oleh Bibit karena berani menentang gubernur. Jokowi tak banyak ambil pusing dengan pernyataan tersebut. Langkah itu didukung warganya dengan setia.
Penilaian bahwa Jokowi berubah muncul selang 9 tahun kemudian. Jokowi dinilai otoriter, tak mempedulikan kesejahteraan rakyat, lebih berpihak pada investasi. Tudingan itu dipakai untuk mengkritik sosok wali kota yang pernah dibanggakan.
"Tipikal otoritarianisme ini sepenuhnya dipraktikkan oleh rezim Jokowi. Tangan rezim otoriter sangat ringan untuk memangkas kekuatan masyarakat yang tidak sejalan dengan kemauan rezim," ujar pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, 15 Agustus 2020.
"Kami melihat beliau tidak mendengar sedikit pun suara buruh," ungkap Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBI) Elly Rosita Silaban terkait UU Cipta Kerja yang jadi usulan Jokowi, namun ditolak kalangan buruh.
Mantan Koordinator Dewan Penasihat Kota Solo sekaligus rekan dekat keluarga Jokowi, Mudrick Sangidu menyebut kiprah mantan pengusaha mebel tersebut lebih cemerlang ketika menjadi wali kota. Redup saat menjadi presiden.
"Mungkin karena lingkungannya, bebannya berat. Kalau orang jawa bilang, kuat diangkat, ra kuat diselehke. Ya kalau tidak mampu, lebih baik ya sudah saja," katanya CNNIndonesia.com, Kamis (15/10).
Dalam ceritanya, ia banyak menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi yang dinilai tidak membuka ruang demokrasi dengan baik. Terlebih belakangan ini, ketika elemen masyarakat berbondong turun ke jalan menyuarakan protes terhadap kebijakan pemerintah.
Padahal, hubungan Mudrick dengan lingkaran keluarga dan sahabat Jokowi di Solo termasuk erat. Ia bersahabat dengan salah satu paman Jokowi. Saat masih di Solo, mereka bahkan kerap saling bersilaturahmi ke rumah masing-masing.
"Saya katakan secara pribadi pak Jokowi baik. Tapi pilihan hati saya tidak pada beliau," ujarnya.
Mudrick bahkan tidak memilih Jokowi ketika maju dalam kontestasi pemilihan wali kota Solo. Ia menampik hal ini dilakukan karena dirinya memiliki permasalahan pribadi. Menurutnya setiap orang berhak mengikuti pilihan hatinya ketika menentukan kepala daerah yang diinginkan.
Meski tak memilih Jokowi, ketika ditawarkan menjadi pembantunya ia tak menolak. Tawaran tersebut diterima, katanya, karena melibatkan kepentingan banyak warga Solo. Ia ingin turut berkontribusi.
Jalan politik membawa Mudrick memutuskan bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Ia kini menjabat sebagai Ketua KAMI Jawa Tengah dan Koordinator KAMI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Kalau Pak Jokowi baik menjadi pemimpin, saya yakin tidak akan ada demo secara besar-besaran. Lahirnya KAMI karena ketidakpuasan atau kiblat pemerintah yang tidak lurus," lanjutnya.
Tak hanya perkara mengelola negara, sebagai warga Solo ia menyayangkan aksi Gibran Rakabuming mencalonkan diri sebagai wali kota tanpa jejak dan pengalaman politik.
Ia hampir yakin keputusan putra presiden tersebut ujug-ujug mencalonkan diri karena dorongan dari bapaknya. Menurutnya ini tak elok, terlebih dengan beredarnya isu lawan Gibran di Pilkada 2020 adalah lawan boneka.
"Itu memalukan. Daripada repot-repot mengeluarkan uang banyak untuk Pilkada. Langsung saja Gibran diangkat jadi walikota. Selesai, kelar," ungkapnya.
Beda Mudrick beda juga Hasan Mulachela. Mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah Surakarta sekaligus rekan dekat Jokowi beranggapan majunya Gibran di Pilkada 2020 justru bisa membawa perubahan besar bagi kota Solo.
Harapan ini ia tanamkan berkaca dari prestasi yang dibuat Jokowi ketika membangun Solo. Hasan berharap hal yang serupa dilakukan oleh putra sulungnya.
"Mudah-mudahan putranya ini akan lebih berbuat banyak lagi. Kan belum pernah anak, anaknya jadi walikota, bapaknya jadi presiden. Otomatis Kota Solo akan berkembang luar biasa," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Ia menilai semua orang punya hak mengikuti kontestasi politik, termasuk anak presiden. Menurutnya tudingan oligarki sampai dinasti politik hanya lontaran dari orang-orang dengan sentimen tak baik.
Hasan sendiri mengenal Jokowi sejak pertama menjabat walikota. Ketika itu, keduanya banyak saling bantu dalam membangun kota Solo. Hingga kini ia masih berhubungan dekat dengan Jokowi dan keluarga.
Menurutnya banyak perubahan yang dibawa Jokowi ke Surakarta. Mulai dari unsur pembangunan, penataan pasar tradisional sampai perkara investasi yang ia datangkan ke kota tersebut.
Perubahan itu juga ia rasa kembali didatangkan Jokowi ketika menjadi presiden. Ia menyebut Jokowi membawa karakter yang tulus, ikhlas, sabar dan jujur di tengah pemerintahan pusat.
"Beliau mau komunikasi dengan rakyatnya, beliau mau turun langsung, beliau mau melihat sendiri, beliau nggak percaya laporan para menteri, di-crosscheck sendiri sama beliau. Saya nggak pernah lihat presiden yang apa-apa turun sendiri," lanjutnya.