Provinsi Sumatra Barat mencatatkan peningkatan drastis jumlah pasien yang sembuh dari sakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS Cov-2.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional atau #SatgasCovid19 menunjukkan bahwa jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Sumatra Barat mencapai 1.176 kasus secara harian, sehingga total jumlah pasien yang sembuh selama pandemi berlangsung di provinsi tersebut mencapai 10.009 kasus.
Provinsi di pesisir barat Pulau Sumatra ini menjadi yang teratas dalam penambahan jumlah pasien yang sembuh dari penyakit akibat Covid-19. Dibandingkan dengan sehari sebelumnya, kesembuhan harian di Sumba mencapai 550 kasus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara nasional, jumlah kasus kesembuhan terus bertambah. Satgas Covid-19 mencatat bahwa total jumlah pasien sembuh dari Covid-19 per Sabtu (31/10) mencapai 334.295 orang, kemudian bertambah lagi sebanyak 3.506 pasien sembuh pada Minggu (1/11), sehingga total jumlah pasien sembuh hingga berita ini ditulis mencapai 337.801 orang.
Jumlah tersebut mencapai 82,37 persen dari keseluruhan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia yang mencapai 410.088 orang, dengan perbandingan rata-rata kesembuhan dunia yang berkisar di angka 72 persen-74 persen.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menilai bahwa persentase tingkat kesembuhan tersebut sebagai indikasi bahwa penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia relatif lebih baik dibandingkan dengan rata-rata dunia. Selain itu, persentase jumlah kasus aktif di Indonesia juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata dunia.
"Perbedaan angka persentase dengan dunia semakin lebar, di mana jumlah kasus aktif di Indonesia makin menurun," ujar Wiku.
Wiku berharap seluruh pihak, mulai dari pemerintah, aparat hingga semua elemen masyarakat dapat bekerja sama mematuhi dan berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. Dengan gerakan bersama, bukan tidak mungkin Indonesia dapat melawan dan mengatasi pandemi yang telah berlangsung selama 8 bulan terakhir.
Namun demikian, Wiku meminta sejumlah daerah yang berada di zona oranye atau daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19 agar bekerja lebih giat untuk menurunkan level zonasi tersebut.
Pasalnya, Satgas Covid-19 menemukan bahwa daerah zona oranye di Indonesia bertambah lebih dari 100 persen sejak pertama kali penetapan zonasi risiko daerah pada 31 Mei 2020. Selain itu, sebanyak 54 kabupaten/kota di Indonesia berada dalam zona oranye selama 10 pekan berturut-turut.
"Target kita bersama, seluruh kabupaten/kota berada di zona kuning [risiko rendah] dan zona hijau [tidak ada risiko]. Kita tidak boleh merasa puasa berada di zona oranye," ujar Wiku.
(ang/rea)