Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga yang mengalami gejala Covid-19 usai pulang dari libur panjang untuk segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Ini agar mereka langsung diobservasi dan bila perlu menjalani tes PCR.
Anies menegaskan, sejak jauh-jauh hari sudah meminta Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat RW untuk menyampaikan hal tersebut.
"Kami sudah meminta Gugus Tugas RW untuk mengabarkan warga bila habis berpergian atau liburan dan mengalami gejala, segera ke Puskesmas untuk dilakukan observasi," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (2/11).
"Sehingga bila perlu dilakukan testing. Bila ada gejala bisa langsung dideteksi lebih awal," kata dia menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengatakan, belajar dari pengalaman sebelumnya, pada Agustus lalu kasus positif Covid-19 di Jakarta melonjak usai libur panjang. Oleh sebab itu, sejak awal, pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut.
Ia memastikan telah mempersiapkan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif. Saat ini, kapasitas tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta baru terisi 55 persen.
"Sekarang kapasitas ICU dan rawat inap Covid-19, 55 dan 60 persen. Jadi kalau ada lonjakan siap menampungnya. 60 persen itu ICU dan rawat inap 55 persen per Sabtu kemarin," jelas Anies.
![]() |
Diketahui, 28 Oktober hingga 1 November merupakan libur panjang bagi sebagian warga. Momen libur panjang ini sebelumnya diprediksi bakal meningkatkan penyebaran virus corona dan membuat kasus positif Covid-19 di Indonesia melonjak.
Antisipasi lonjakan kasus setelah libur panjang juga telah disiapkan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), di antaranya dari segi tenaga kesehatan dan fasilitas penunjang perawatan.
Sekretaris ARSSI, Iing Ichsan Hanafi menuturkan dokter dan perawat yang bertugas di rumah sakit akan diberikan waktu jeda terlebih dulu. Sehingga, bisa istirahat dan bersiap menghadapi pasien.
"Untuk tenaga medis sendiri akan kami relaksasi, dokter dan perawat. Dari aspek manajemen kami siapkan penunjang, ruangan jadi kalau terjadi lonjakan kami sudah siap untuk tempat tidur, obat-obatan, serta fasilitas lainnya," terang Iing dalam dialog 'Update RS Darurat Covid-19: Tren Pasca Libur Panjang' di Youtube BNPB, Senin (2/11).
Pelbagai persiapan itu ditempuh berkaca dari sempat overload-nya beberapa rumah sakit pada periode Agustus-September lalu. Kata Iing, kini RS sudah lebih siap dengan fasilitas jika terjadi peningkatan kasus serupa.
Selain itu, penambahan RS rujukan Covid-19 dan tempat perawatan di sejumlah daerah juga diharapkan dapat mencegah penumpukan pasien.
"Saat awal Oktober itu ada tambahan RS, ada juga hotel, dan RSD Wisma Atlet, dengan kondisi sekarang trennya [kasus covid-19] cukup melandai, ketersediaan cukup banyak, jadi kalau untuk perawatan tidak ada masalah," tutur dia.
Lebih lanjut, Iing Ichsan Hanafi mengklaim pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit untuk sementara ini mengalami penurunan. Kata dia, belum ada kenaikan pasien usai masa libur panjang dan cuti bersama pada 28 Oktober-1 November.
Meski begitu pelbagai langkah antisipasi menghadapi lonjakan kasus usai libur panjang tetap dilakukan.
"Memang menurun [pasien Covid-19], dan sampai sekarang kecenderungan [pasien Covid-19] naik di rumah sakit itu belum kelihatan, mudah-mudahan akan begitu seterusnya," tutur Iing.
Data menunjukkan hingga Senin (2/11), kasus Covid-19 bertambah 2.618 orang sehingga akumulasi menjadi 415.402 kasus. Sementara angka sembuh menjadi 345.566 kasus, dan kasus kematian 14.044.
(dmi/mln/nma)