Polri Uji Balistik Peluru di TKP Penembakan Pendeta Yeremia

CNN Indonesia
Selasa, 03 Nov 2020 20:53 WIB
Polisi masih belum mendapatkan kesimpulan dari uji balistik peluru yang ditemukan di TKP penembakan Pendeta Yeremia di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Ilustrasi penembakan. (Istock/sandsun)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi telah melakukan uji balistik terhadap satu proyektil peluru yang ditemukan di tempat kejadian perkara penembakan Pendeta Yeremia Zanambani.

Menurut dia, hingga saat ini hasil pengujian terhadap peluru tersebut masih belum didapatkan oleh penyidik. Oleh sebab itu, polisi belum mengetahui secara pasti jenis senjata api yang digunakan untuk melontarkan peluru itu saat kejadian.

"Iya (sudah dilakukan uji balistik) masih proses. Karena memang proyektilnya itu, rekan-rekan sudah tahu. Kami sudah olah TKP," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (3/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awi menunjukkan bahwa satu peluru yang telah ditemukan itu dalam kondisi yang tidak seperti semula. Selain itu, Awi juga menuturkan bahwa berdasarkan hasil olah TKP, setidaknya ada sekitar 13 bekas tembakan yang ditemukan di lokasi.

Hanya saja, untuk saat ini penyidik baru menemukan satu peluru dari lokasi.

"Termasuk yang dibutuh yang bersangkutan kan, nanti kita lihat apa itu (peluru) masuk ke tubuh almarhum," ucap Awi.

Polisi pun hingga saat ini belum menyimpulkan secara gamblang terkait dengan hasil penyelidikan sementara polisi dalam perkara itu. Menurutnya, penyidik masih mendalami seluruh kemungkinan dan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.

Sebelumnya, hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya menemukan dugaan keterlibatan anggota aparat dalam penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia.

Pada 21 Oktober 2020, usai menerima hasil TGPF tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menjanjikan proses hukum bakal dilanjutkan, baik secara pidana maupun administratif.

Kemudian, Komnas HAM juga mengumumkan hasil investigasi yang dilakukan di wilayah intan jaya. Dalam temuannya, Komisi juga menyatakan bahwa pembunuh Pendeta Yeremia juga dilakukan oleh oknum TNI.

Berdasarkan investigasi, tim menyebut pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia berkaitan dengan pencarian senjata api personel TNI yang disebut dicuri oleh pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM), pada 17 September 2020.

(mjo/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER