Sultan Minta Siapkan Jalur Evakuasi Usai Status Merapi Siaga

CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2020 17:35 WIB
BPPTKG Yogyakarta menyebut jika terjadi erupsi, potensi bahaya antara lain guguran lava, lontaran material, dan awan panas yang meluncur maksimal 5 km.
BPPTKG DI Yogyakarta menyebut jika Gunung Merapi erupsi, awan panas bisa meluncur hingga radius 5 km. Ilustrasi (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyiapkan jalur evakuasi masyarakat terkait peningkatan status Gunung Merapi dari level waspada ke siaga, Kamis (5/11).

"Harapan kami, Pemkab Sleman juga mempersiapkan diri untuk jalur evakuasi untuk persiapan siaga," kata Sultan kepada wartawan, Kamis (5/11).

Sultan juga meminta warga Sleman, khususnya di sisi timur, selatan, dan barat Gunung Merapi memperhatikan peningkatan aktivitas gunung tersebut. Namun, ia meminta masyarakat tak panik menghadapi situasi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya yakin bahwa mereka sudah punya pengalaman banyak masalah Merapi," sambungnya.

Sultan juga menyampaikan bahwa Pihaknya akan mengeluarkan Surat Edaran untuk pemberitahuan terkait peningkatan status merapi yang sudah berubah.

Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologin Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan jika terjadi erupsi, potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain guguran lava, lontaran material, dan awan panas yang meluncur maksimal 5 kilometer (km).

"Maksimal lima km dari puncak gunung itu ada di KRB (kawasan rawan bencana) III. Tapi bukan berarti seluruh KRB III ini masuk potensi daerah bahaya ," kata Hanik, dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11).

Hanik menyebut terdapat sekitar 30 dusun dari 12 desa di wilayah DIY dan Jawa Tengah yang akan terdampak jika Merapi mengalami erupsi eksplosif.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaannya, khususnya di daerah-daerah yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB).

Sementara terkait dengan kemungkinan adanya kebijakan pengosongan KRB di lereng Merapi, Hanik menegaskan bahwa hal tersebut menjadi ranah pemerintah daerah (pemda) masing-masing untuk memutuskannya.

"Kami kembalikan pada protap Pemda," ujarnya.

Hanya saja, kata Hanif, saat status Merapi masih waspada, pemda sudah melakukan berbagai upaya, seperti pendataan dan peningkatan kapasitas atau penguatan masyarakat. Selain itu, pemda juga melakukan koordinasi untuk kesiapan menghadapi ancaman bencana erupsi Merapi.

Sebelumnya, BPPTKG Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari waspada ke siaga pada pukul 12.00 WIB, hari ini. Peningkatan status itu berdasarkan pemantauan aktivitas vulkanik sejak Juni 2020 hingga sekarang.

BPPTKG juga telah memetakan daerah-daerah yang akan terdampak erupsi Merapi. Diantaranya, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta; Kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah; Kecamatan Selo, Boyolali; dan Kecamatan Kemalang, Klaten.

(sut/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER