Calon wali kota Pilkada Solo nomor urut 02 Bagyo Wahyono menyatakan bahwa dirinya bukan elite, melainkan rakyat biasa sehingga merasakan beragam masalah yang dirasakan warga pada umumnya di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Dia menyampaikan itu di hadapan lawannya yakni Gibran Rakabuming dalam debat publik Pilkada Solo yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat malam (6/11).
"Saya adalah rakyat, rakyat adalah saya," katanya saat debat publik yang digelar di The Sunan Hotel, Solo, (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagyo yang sehari hari bekerja sebagai pengusaha garmen itu mengaku juga merasakan dampak yang ditimbulkan Pandemi kepada ekonomi. Sebagai pengurus organisasi Tikus Pithi Hanata Baris, Bagyo juga memperjuangkan nasib anggotanya yang terdampak Covid-19.
Selama ini, Bagyo mengaku juga selalu membantu anak-anak terlantar seperti warga lanjut usia atau jompo. Sudah banyak program yang dibuat.
"Itu sudah kita lakukan sejak enam tahun yang lalu sampai sekarang," katanya.
Sementara itu, Gibran Rakabuming mengaku ingin memberikan kelonggaran pajak bagi UMKM yang terdampak pandemi virus corona. Restrukturisasi kredit juga akan diberikan.
Selain itu, Gibran pun ingin UMKM di Solo naik kelas. Dia bakal membuat suatu creative hub agar generasi muda kreatif bisa saling bertemu dan bertukar pikiran satu sama lain.
"Saya berharap nanti anak muda Kota Solo punya daya saing dan UMKM Kota Solo naik kelas," kata Gibran.
Di Pilkada Solo, putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka berpasangan dengan Kader PDIP Teguh Prakosa. Mereka mendapat nomor urut 01 dan diusung oleh mayoritas partai politik pemilik kursi di DPRD Kota Solo.
Lawan Gibran yakni Bagyo Wahyono-FX Supardjo. Mereka adalah pasangan calon dari jalur independen yang berhasil mengumpulkan ribuan E-KTP warga untuk bisa maju menjadi peserta pilkada.
(syd/bmw)