Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas menanggapi pernyataan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri yang menyebut Jakarta amburadul.
Mega menyampaikan pernyataan itu setelah tim riset UNJ yang dipimpin Hafid Abbas memaparkan hasil penelitian terkait studi pemeringkatan kota-kota mahasiswa di Indonesia 2020.
Lihat juga:Megawati: Sekarang Jakarta Jadi Amburadul |
Dalam riset itu beberapa kota menyabet predikat sebagai Kota Mahasiswa atau City of Intellectual. Sementara Jakarta tidak masuk posisi tiga teratas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Mega itu disampaikan dalam 'Dialog Kebangsaan: Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial' yang disiarkan secara daring, Selasa (10/11).
Pada kesempatan itu, Mega menyebut saat ini kondisi Jakarta menjadi amburadul karena seharusnya predikat Kota Mahasiswa ini dapat diraih DKI Jakarta melalui progres tata kota yang digawangi oleh para akademisi dan insinyur.
"[Hasil penelitian] kita tidak menyebut amburadul atau apa, tidak. Tapi fakta yang menunjukkan bahwa Jakarta nomor urut enam di seluruh kota di Indonesia berdasarkan penelitian [Kota Mahasiswa] tahun 2020," kata Hafid saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (11/11).
Hafid menjelaskan, setidaknya ada lima indikator penilaian yang digunakan dalam penelitian tersebut yakni dari sudut aspek keberadaan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terakreditasi A di satu kota; aspek keamanan; aspek beban biaya hidup; aspek peluang kerja di satu kota; dan, aspek daya tarik sebuah kota.
![]() |
Hafid menjelaskan kelima indikator itu menghasilkan peringkat pertama Semarang dengan skor total 17, lalu Solo dan Surabaya dengan skor total masing-masing 15, kemudian Denpasar dengan skor total 14.
Posisi keempat yaitu Malang dengan skor total 13. Peringkat kelima Bandung dan Yogyakarta dengan skor total masing-masing 12, lalu disusul posisi keenam yaitu Jakarta dengan skor total 10.
Posisi ketujuh Medan dengan skor total 9, dan terakhir peringkat kedelapan Makassar dengan skor total 7.
Lebih lanjut, Hafid tak mempermasalahkan pernyataan Mega yang menyebut Jakarta amburadul. Namun ia mengingatkan bahwa studi penelitiannya murni ilmiah dan tidak ada niat untuk menyinggung urusan politik.
Ia mengatakan tujuan penelitian perihal 'Kota Mahasiswa' ini tak lain adalah untuk melanjutkan jejak Presiden RI pertama Sukarno yang pada tahun 1953 pertama kali menggaungkan 'Kota Mahasiswa' saat meletakkan prasasti di Gedung Daksinapati UNJ kala itu.
Namun, istilah Kota Mahasiswa belum dikenal secara luas di era Sukarno, bahkan istilah itu belum pernah terungkap maknanya hingga di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini.
Istilah itu, kata Hafid, baru dikenal oleh masyarakat internasional setelah pertama kali Quacquarelli Symonds (QS) bersamaTimes Higher Education (THE) memublikasikan hasil studi pemeringkatan kota-kota mahasiswa terbaik di dunia pada 2010.
"Terserah orang memberi makna dalam temuan-temuan tersebut, bebas saja, tapi itu di luar kepentingan ilmiah ya," kata Hafid.
Dalam laporan penelitiannya itu, Hafid berharap pemeringkatan Kota Mahasiswa memberi manfaat luas bagi siswa yang ingin menentukan tempat mengenyam bangku perkuliahan kelak.
Kemudian hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran kepada setiap kepala daerah untuk mewujudkan daerahnya menjadi kota yang ramah terhadap kehidupan akademik.
Demikian pula Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diharapkan dalam melakukan standarisasi dan pembinaan kepada seluruh perguruan tinggi di Indonesia agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk mendorong setiap perguruan tinggi berlomba-lomba meningkatkan status akreditasinya untuk menjadikan kotanya sebagai Kota Mahasiswa.
"Kementerian Dalam Negeri juga dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menetapkan kebijakan pembangunan perkotaan agar sesuai dengan kriteria sebagai kota yang layak disebut sebagai kota mahasiswa," jelasnya.
(pmg/khr/pmg)