Pakar Soal Bahasa Inggris: Tak Nyambung dengan Visi Ciptaker

CNN Indonesia
Kamis, 12 Nov 2020 03:32 WIB
Kondisi pendidikan di Indonesia disebut belum sejalan dengan visi Omnibus Law yang hendak menggaet investor dari berbagai penjuru dunia.
Ilustrasi bahasa asing. (Foto: Tessakay/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat pendidikan dari Dompet Dhuafa Asep Sapa'at membenarkan bahwa kondisi sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama dalam hal pendidikannya, belum siap untuk menggaet investor dari luar negeri sejalan dengan visi Omnibus Law UU Cipta Kerja.

"Visi dengan strategi jadi enggak nyambung. Kalau kita punya visi kemudian kita bisa mendatangkan investor, atau kita punya gagasan produk knowledge ke dunia internasional, ya bahasa mau enggak mau harus paham," ujar dia, saat ditanya soal kesiapan penerapan Omnibus Law, kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (11/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini dikatakannya terkait data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa masih ada 165 ribu dosen yang belum memiliki sertifikasi di bidang kompetensi Bahasa Inggris.

Asep pun menilai insan pendidikan belum menerapkan pembelajaran bahasa di luar teori-teori dasar. Menurutnya, belajar bahasa bukan hanya perkara membaca, berbicara, dan mendengar tapi juga memahami dan mengimplementasikannya.

"Saya khawatir Indonesia itu kita bicara soal aspek knowledge kita masih di level low order thinking. Kemampuannya masih mengingat, belum menganalisa, mengevaluasi," katanya.

Ia menjelaskan berbagai studi internasional mengungkapkan 20 kemampuan yang paling dibutuhkan di dunia tahun 2020-2025, termasuk bahasa Inggris. Namun, menurutnya, kemampuan-kemampuan tersebut belum diasah di dunia pendidikan Indonesia.

Asep menyebut kemampuan berbahasa jadi pintu utama untuk mengakses ilmu dan potensi bisnis di berbagai belahan dunia.

"Kalau kita mau bisnis, mengembangkan teknologi dengan teman-teman di Asia Timur, di China, kemampuan Bahasa Korea, Mandarin sudah jadi syarat yang harus dipenuhi," ujar dia.

Sebelumnya Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Paristiyanti Nurwardhani mengatakan pihaknya baru mulai memetakan kemampuan Bahasa Inggris dosen di 10 destinasi wisata tahun depan.

"Ditjen Dikti akan betul-betul intensif meningkatkan SDM di 10 destinasi wisata yang baru agar ekonomi Indonesia yang hari ini pertumbuhannya minus dibawah 3 persen dapat meningkat," ujar dia.

(fey/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER