PILKADA KEPRI

Rekam Kampanye Pilkada Abai Protokol, Panwascam Dianiaya

CNN Indonesia
Sabtu, 14 Nov 2020 21:01 WIB
Saat menjalankan tugasnya mengawasi kampanye Pilgub Kepri, anggota Panwascam Kota Batam dianiaya pendukung salah satu paslon.
Ilustrasi pelaku kekerasan (Istockphoto/stevanovicigor)
Batam, CNN Indonesia --

Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Kota Batam, Kepulauan Riau, Salim menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah oknum tim sukses (timses) pasangan calon pilkada. Sejauh ini, yang bersangkutan sudah membuat laporan ke Polda Kepri.

Ketua Panwascam tersebut dianiaya usai menegur timses ihwal kampanye yang tak sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan virus corona (Covid-19).

"Beberapa orang peserta kampanye juga mengerumuni pelapor sembari memarahinya. Bahkan, ada oknum dan menarik dan mendorong pelapor untuk menjauhi tempat acara," ujar Arie Dharmanto, Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Kepri, Jumat (13/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu juga ada yang memukul pelapor di bagian pipi kanan, perut dan lengan bagian kanan," tambahnya.

Mulanya, korban mendatangi acara kampanye tatap muka paslon nomor urut 01 Pilkada Provinsi Kepri di Pertokoan Center Park Kelurahan Taman Baloi Batam Center Kota Batam. Tema acara adalah peresmian Posko Relawan Sinergi-Luar Biasa.

Korban datang karena ingin melakukan pengawasan. Pada kegiatan kampanye tersebut, panitia menggelar acara tarian adat, sehingga dirasa tidak sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan.

Korban lalu menghubungi salah satu Komisioner KPU. Komisioner yang bersangkutan menjelaskan bahwa acara tarian adat tidak boleh digelar karena bertentangan dengan PKPU No. 13 tahun 2020.

"Pelapor melaporkan hal tersebut kepada salah satu komisioner KPU dan komisioner itu mengatakan bahwa acara tarian bersama-sama itu tidak boleh dilakukan," ujar Arie

Usai mendapat penjelasan dari KPU setempat, korban lalu meminta acara dihentikan. Namun, panitia acara tetap melanjutkan.

Korban lalu merekam kegiatan tarian adat dalam kampanye tersebut. Hingga kemudian, para pendukung paslon yang bersangkutan mengerubungi korban lantaran terusik. Korban juga dipukul.

"Saat pelapor mengambil video acara tarian itu, yang bersangkutan didatangi oleh oknum tim kampanye lalu memarahinya. Bahkan, beberapa orang peserta kampanye juga mengerumuni pelapor sembari memarahinya," ucap Arie.

Usai dianiaya, korban lalu mendatangi RS Elisabeth Batam untuk menjalani visum. Hasil visum kemudian diberikan kepada Polda Kepri sekaligus membuat laporan.

"Laporannya baru sampai ke meja saya beserta bukti visum. Dari hasil visum diketahui bahwa pelapor mengalami luka dan berdarah di bagian gusi dalam mulut, dan nyeri pada tulang rusuk," kata Arie.

"Ini masih kita proses. Diduga ada 3 orang yang melakukan penganiayaan berdasarkan keterangan pelapor tadi," tambahnya.

(dek/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER