Inspektur Jenderal Nana Sudjana dicopot dari jabatan Kapolda Metro Jaya karena tidak menjalankan perintah menegakkan protokol kesehatan terkait pencegahan Covid-19.
Saat ditunjuk sebagai Kapolda Metro pada Desember 2019, Nana Sudjana telah menuai kritik. Indonesia Police Watch (IPW) menyebutnya sebagai bagian dari 'Geng Solo'.
Nana adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988. Ia pernah menjabat Kapolresta Solo pada 2010, saat Joko Widodo masih menjabat Wali Kota Solo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perjalanan kariernya, Nana sering ditempatkan di bagian intelijen. Ia pernah menjabat Direktur Politik Baintelkam Polri. Nana pun pernah menjabat Dirintelkan Polda Jatim pada 2014.
Sebelum jadi Kapolda Metro Jaya, Nana sempat jadi pimpinan di tiga polda lain. Pada 2015, ia menjabat Wakapolda Jambi. Setahun kemudian, ia jadi Wakapolda Jabar.
Pada Mei 2019 Nana ditunjuk sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak sampai setahun, ia ditarik ke Ibu Kota untuk menjabat Kapolda Metro Jaya.
Waktu pertama diangkat sebagai Kapolda Metro Jaya, salah satu janjinya adalah mengawal kasus penyiraman air keras yang dialami mantan penyidik KPK, Novel Baswedan.
Namun hingga hari ini, masih banyak pihak yang tak puas dengan pengungkapan kasus yang menjerat anggota Polri tersebut. Tak sampai setahun, Nana pun kemudian digeser dari perannya di ibu kota.
Laju karier Nana yang cepat itu menimbulkan pertanyaan dari kelompok masyarakat sipil. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut penunjukan Nana sebagai Kapolda Metro Jaya tak terlepas dari hubungan erat dengan Jokowi.
"Prestasi Nana relatif biasa dan tidak ada yang menonjol," kata Neta, 21 Desember 2019.
"Tampil Nana sebagai Kapolda Metro menunjukkan Jokowi semakin hendak menonjolkan 'geng Solo' di Polri," imbuh Neta.
Tudingan Neta itu pernah ditanggapi Istana. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut pengangkatan seseorang untuk menduduki posisi tertentu pasti melewati penilaian. Selain itu juga dilihat prestasi dan latar belakang yang bersangkutan.
Hari ini, Irjen Nana Sudjana resmi dicopot dari jabatan Kapolda Metro Jaya. Selain Nana, ada nama Irjen Sufahriadi yang dicopot dari jabatan Kapolda Jawa Barat. Keduanya dinilai lalai menegakkan protokol kesehatan.
Polri tak merinci kasus pelanggaran yang membuat keduanya dicopot. Namun seperti diketahui, kegiatan Imam Besar FPI Rizieq Shihab dalam sepekan belakangan menuai pro kontra karena mengundang kerumunan massa di masa pandemi.
Posisi Nana di Polda Metro Jaya digantikan Irjen Fadil Imran yang sebelumnya menjabat Kapolda Jawa Timur. Lalu Nana dimutasi menjadi Kors Ahli Kapolri.
(dhf/fey/pmg)