Satu Dekade Risma Wujudkan Pendidikan Gratis dan Merata

Advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2020 00:00 WIB
Berkat tangan dingin Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, wajah pendidikan di Kota Surabaya bisa berubah.
Foto: Dok Pemkot Surabaya
Jakarta, CNN Indonesia --

Berkat tangan dingin Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, wajah pendidikan di Kota Surabaya bisa berubah. Kini, pendidikan di Kota Pahlawan bukan lagi soal biaya yang sering kali membebani para orang tua, tapi bergeser pada niat anak untuk sekolah dan menempuh pendidikan.

Pasalnya, terkait biaya sudah banyak difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui program pendidikan gratis. Bahkan, di masa Wali Kota Risma, pendidikan gratis itu terus dikembangkan.

Supomo selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya memastikan bahwa sejak awal kepemimpinan Wali Kota Risma, ia telah berkomitmen untuk meneruskan dan mengembangkan program pendidikan gratis.

Jika dulu pendidikan gratis itu dimulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun, setelah kewenangan atas SMA/SMK berpindah ke pemerintah provinsi, akhirnya kini pendidikan gratis yang dikelola Pemkot hanya sampai SMP saja.

"Makanya, dalam rangka peningkatan akses pendidikan ini, Pemkot Surabaya di masa Bu Risma selalu mengalokasikan anggaran dalam APBD di atas 20 persen, ini komitmen alokasi anggaran kami," terang Supomo saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (23/11/2020).

adv surabayaFoto: Dok Pemkot Surabaya

Di samping pendidikan gratis, selama memimpin Wali Kota Risma juga terus memperbanyak beasiswa bagi warga kurang mampu dan terdaftar sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Surabaya. Sejak 2010-2020, setidaknya ada 3.732 anak sudah mendapatkan beasiswa ini, baik untuk kuliah di perguruan tinggi maupun pelatihan khusus, seperti sekolah pilot, Diklat Aircraf Strukture-ATKP dan berbagai diklat lainnya.

Lebih khusus, pada tahun 2010-2017 sebanyak 791 anak mendapatkan beasiswa, saat itu kewenangannya masih ada di Dinas Sosial. Barulah tahun 2018-2020 kewenangannya dipindah ke Dinas Pendidikan dan sudah memberikan 2.508 beasiswa bagi mahasiswa yang kuliah di berbagai perguruan tinggi.

Tidak hanya itu, Wali Kota Risma pun turut memberikan beasiswa bagi para penghafal Al-Qur'an. Di tahun 2018 beasiswa diberikan kepada 34 anak, lalu pada 2019 diberikan kepada 399 anak yang hafal Qur'an. "Total mulai tahun 2010-2020, sebanyak 3.732 anak yang sudah menerima beasiswa dari pemkot," tegas mantan Kepala Dinas Sosial ini.

Sejak awal masa jabatannya, Wali Kota Risma juga fokus memacu pemerataan mutu pendidikan di semua wilayah Surabaya, hingga kemudian lahirlah sekolah kawasan. Jauh sebelum nasional ramai menerapkan zonasi, rupanya Surabaya telah menerapkan sekolah kawasan sejak beberapa tahun silam. Konsep zonasi dan sekolah kawasan ini sebenarnya tidak jauh berbeda, karena sejatinya pemerintah pusat banyak mengadopsi dari sekolah kawasan yang ada di Surabaya.

Dalam rangka mendukung konsep sekolah kawasan serta mendorong pemerataan mutu pendidikan, Risma banyak melakukan pembangunan sekolah baru dan rehabilitasi gedung sekolah. Terhitung mulai tahun 2010-2020, Pemkot Surabaya berhasil membangun 4 SD dan 20 SMP baru. Sementara untuk rehabilitasi gedung sekolah, selama 10 tahun terakhir sudah ada setidaknya 1.679 gedung, baik SD maupun SMP.

"Ini visioner sekali. Pembangunan sekolah baru supaya lebih dekat dengan warga, sehingga tidak ada biaya transportasi dan mengurangi beban lalu lintas. Sedangkan sekolah yang direhabilitasi hingga menjadi sekolah bertingkat, juga sangat visioner, supaya anak-anak lebih kuat fisiknya dan mempunyai ruang publik yang luas sehingga mereka bisa berekspresi. Makanya jangan heran kalau baru masuk Surabaya sudah menemui sekolah bagus dan bertingkat. Bahkan, sekarang sudah tidak ada lagi sekolah pinggiran dan tengah kota, semuanya sama-sama berkembang," ujarnya.

adv surabayaFoto: Dok Pemkot Surabaya

Terobosan visioner lainnya yakni merger sekolah dalam rangka efisiensi. Selama 10 tahun kepemimpinan Risma, total 372 sekolah yang di-merger. Hal ini dianggap menjadi langkah yang solutif guna menghemat anggaran dan mencukupi kebutuhan guru. "Bahkan, di masanya Bu Risma ini cabang-cabang dinas pendidikan juga dihapus, dulu ada 31 cabang dinas karena dulu kecamatan," imbuhnya.

Menurut Supomo, sangat banyak terobosan dan inovasi yang telah dilakukan Wali Kota Risma di bidang pendidikan. Termasuk di dalamnya peningkatan kualifikasi, kompetensi serta kesejahteraan guru, baik swasta maupun negeri. Bahkan, guna meningkatkan kompetensi guru, Wali Kota Risma sempat mengirimkan guru-guru tersebut magang ke luar negeri. "Selama ini, kita juga terus mewadahi berbagai potensi dan bakat anak melalui pelajar pelopor, peneliti belia, siswa berprestasi dan berbagai program lainnya," jelasnya.

Di sisi lain, Pakar Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sekaligus Ketua Dewan Pendidikan Surabaya periode 2014-2019 turut memberikan apresiasi atas terobosan dan inovasi Wali Kota Risma. Menurutnya, inovasi dalam bidang pendidikan tersebut sangat luar biasa. Ia lantas menuturkan jika keberhasilan ini tercermin dari naiknya peringkat capaian akademik dan prestasi non-akademik (lomba) di berbagai bidang.

"Secara over all, terobosannya dalam bidang pendidikan sangat luar biasa, begitu banyak legacy yang diciptakannya untuk Surabaya. Terutama sekolah kawasan yang saat ini sudah diadopsi pusat, itu kebanggan tersendiri bagi Surabaya," pungkasnya.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER