Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah membeberkan keterisian tempat tidur rawat inap atau Bed Occupancy Rate (BOR) di 226 rumah sakit rujukan pasien infeksi virus corona (Covid-19) mencapai 75 persen.
Itu artinya merujuk data per Selasa (24/11) ada 3.889 yang sudah terisi dari total 5.124 tempat tidur rawat inap. Sementara kapasitas keterisian tempat tidur di ruang Intensive Care Unit (ICU) sebesar 62 persen atau sebanyak 253 tempat tidur telah terisi dari total 402 buah.
"Rata-rata 50-75 persen [isolasi rawat inap] terisi, memang ada satu atau dua rumah sakit yang penuh, tapi banyak rumah sakit yang kosong, tenaga kesehatan juga masih mencukupi," terang Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (25/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisa tempat tidur di rumah sakit rujukan tersebut, diketahui data persebaran Covid-19 berdasarkan laman Tanggap Covid-19 Pemprov Jateng per Selasa (24/11) menunjukkan sebanyak 49.971 orang positif terkonfirmasi Covid-19.
Dari jumlah tersebut sebanyak 7.463 orang menjalani perawatan di RS dan isolasi mandiri di rumah, sementara 39.157 orang lainnya dinyatakan telah pulih, dan 3.351 orang dinyatakan meninggal dunia.
Yulianto pun mengungkapkan peningkatan keterisian rumah sakit terjadi sekitar dua pekan terakhir yang diduga merupakan dampak dari libur panjang 28 Oktober-1 November lalu. Ia pun mengamini libur panjang lima hari turut menyumbang penambahan kasus aktif di Jawa Tengah.
"Di Jateng kenaikannya antara 10-20 persen akibat libur panjang, sudah kita buka data dan ternyata DKI, Jabar, Jateng meningkat semua pasca libur panjang," kata dia.
Data kasus aktif Covid-19 di Jateng per Selasa (24/11) tercatat 7.463 kasus aktif. Kendati begitu angka ini berbeda dengan data yang ditampilkan pemerintah pusat.
Catatan Kementerian Kesehatan per Selasa (24/11) menunjukkan kasus aktif di Jawa Tengah merupakan yang tertinggi dengan 11.109 kasus. Perbedaan data ini sebelumnya disinggung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang disebutnya karena keterlambatan input data.
Yulianto menuturkan, kasus Covid-19 yang ditemukan di Jateng didominasi pasien tanpa gejala atau OTG dengan persentase 90 persen. Adapun sebaran kasus paling banyak didominasi penularan keluarga atau klaster keluarga.
"Kebanyakan klaster rumah tangga atau keluarga, jadi keluarga bepergian terus pulang. Atau yang banyak itu orang yang mudik dari Jakarta, Jawa Barat, pulang membawa virus lalu menularkan di keluarga dan jadi klaster rumah tangga, lebih banyak itu dari objek wisata," jelas dia lagi.
![]() |