Pasangan calon kepala daerah Kota Solo nomor urut 2, Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo) akan mengembangkan tiga megaproyek jika nantinya berhasil mengalahkan rivalnya, Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa di Pilkada Solo 2020. Bagyo menjanjikan tiga megaproyek tersebut akan menjawab berbagai masalah yang dihadapi Kota Solo hingga 100 tahun ke depan.
Pria yang berprofesi sebagai penjahit kebaya itu menyebutkan proyek pertama yaitu pembangunan jalan layang di semua jalan raya di Kota Solo. Selain itu, Bajo juga akan membangun kereta bawah tanah dan perumahan untuk orang terlantar dan anak yatim.
"Sudah kita konsep dengan matang, semua bisa diselesaikan dalam tiga tahun," kata Bagyo saat dihubungi melalui telepon, Rabu (25/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kereta bawah tanah, terangnya, bakal menjadi solusi kemacetan karena minim persimpangan. Selain itu kereta bawah tanah tersebut akan menjadi daya tarik wisata. Pasalnya, di kanan kiri jalur kereta akan dibangun megatank berupa sungai bawah tanah. Ia mengklaim para penumpang kereta kelak dapat menikmati fauna air yang ada di megatank tersebut.
"Sungainya dibuat seperti akuarium sehingga saat kereta lewat, penumpang bisa melihat sungai yang ada di sebelahnya," katanya.
Untuk memastikan pasokan air sungai yang jernih, paslon nomor urut 2 itu juga kan memasang filter di sungai-sungai yang ada.
"Sebelum masuk ke Solo, air sungai melewati sistem filtrasi jadi air yang masuk di semua sungai di Solo itu jernih. Seperti waktu saya masih kecil dulu," katanya.
Terkait fly over, Bagyo mengklaim proyek tersebut akan mampu menampung kebutuhan lalu lintas Kota Solo hingga 100 tahun mendatang. Ia mengakui saat ini kebutuhan fly over memang belum mendesak. Namun, menurutnya investasi di bidang infrastruktur tersebut akan menguntungkan dalam jangka panjang.
"Memang biayanya besar di awal tapi kalau dihitung-hitung akan menguntungkan, karena APBD kita tidak keluar untuk membangun jalan sampai 100 tahun ke depan" katanya.
Selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memilih overpass atau underpass untuk mengatasi penumpukan kendaraan di perlintasan kereta api. Menurut Bagyo, overpass maupun underpass merugikan pemilik usaha di wilayah tersebut. Selain jumlah pengunjung yang berkurang, keberadaan infrastruktur itu berpotensi menurunkan harga tanah.
"Kalau flyover tidak. Lalu lintas di bawah tetap aktif sehingga ekonomi di kanan-kirinya tetap hidup," katanya.
Di samping itu, Bajo juga akan membangun permukiman di bantaran sungai Bengawan Solo. Permukiman tersebut ditujukan untuk menampung warga yang belum memiliki rumah dan anak-anak yatim.
"Kita tetap akan membangun di sana. Malah nanti kita konsep jadi tempat wisata air, karena sungai-sungai di Solo nanti airnya jernih semua," katanya.
Saat ditanya dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan megaproyek tersebut, Bagyo mengaku pihaknya belum menghitung dengan detail. Ia beralasan penghitungan anggaran akan dilakukan setelah ia terpilih jadi Wali Kota Solo.
"Sekarang kan belum jadi wali kota. Nanti kalau sudah jadi baru kita hitung," katanya.
Pasangannya, Suparjo menambahkan, pembangunan megaproyek tersebut akan melibatkan pengusaha di Kota Solo termasuk dalam hal pendanaan. Menurut Parjo, hal itu sejalan dengan semangat Tikus Pithi Hanata Baris yang mengedepankan gotong royong.
"Kita ajak pengusaha-pengusaha untuk rembugan. Kekurangannya di mana, pendanaannya bagaimana. Nanti kita ngobrol-ngobrol," katanya.
Dalam Pilkada Kota Solo, pasangan Bajo ini maju dari jalur calon perseorangan. Mereka akan menantang kandidat Gibran-Teguh yang diusung multipartai. Gibran diketahui yang kader PDIP dikenal sebagai menantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Jokowi pun pernah memimpin sebagai Wali Kota Solo selama dua periode pada 2005-2012. sementara Teguh Prakosa yang juga kader PDIP sebelumnya dikenal sebagai Ketua DPRD Solo periode 2014-2019.