PILKADA SOLO

BaJo Sentil Gibran: Dulu Jokowi Bangun Rumah di Pinggir Kali

CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2020 15:06 WIB
Kubu calon wali kota Pilkada Solo Bagyo Wahyono-Suparjo menganggap tak masalah membangun rumah di pinggir sungai, karena dulu Jokowi melakukan itu.
Kubu calon wali kota Pilkada Solo Bagyo Wahyono (kanan) menyatakan dulu Joko Widodo juga membangun perumahan di bantaran sungai namun tak ada yang mempersoalkan (CNN Indonesia/ Safir Makki dan Bayu Ardi Isnanto/ detikcom)
Solo, CNN Indonesia --

Pasangan nomor urut 2 di Pilkada Kota Solo, Bagyo Wahyono-FX Suparjo (BaJo) angkat suara soal rencananya ingin membangun perumahan di bantaran sungai. Rencana itu diucapkan BaJo saat debat pilkada lalu dikritisi lawannya, yakni kubu Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.

Ketua Divisi Kreatif Pemenangan BaJo, Aryo Yudho mengatakan bahwa dulu Presiden Joko Widodo juga melakukan hal serupa, namun tak ada yang mempersoalkan.

"Kalau soal membangun di bantaran sungai, Pak Jokowi dulu juga membangun di bantaran sungai. Tidak ada yang mempersoalkan," kata Aryo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, Jokowi membangun rumah deret untuk penghuni bangunan liar di bantaran Kali Pepe. Program tersebut bahkan terus berlanjut hingga 2016. Saat ini ada empat unit rumah deret di bantaran Kali Pepe yang dihuni puluhan warga Solo.

Bagyo menjelaskan bahwa rencananya itu tidak berarti membangun rumah tepat di bantaran sungai. Ada jarak sekian meter dari sungai.

"Perumahannya tidak betul-betul di pinggir kali. Tetap ada jarak. Saya juga tahu aturannya," kata Bagyo.

Bagyo mengatakan saat ini ada jarak dari tepi sungai ke bangunan terdekat bervariasi antara 3-100 meter. Lahan itu selama ini dibiarkan kosong. Sebagian warga memanfaatkannya untuk berbagai aktivitas termasuk bercocok tanam.

"Itu kan ada lahan luas sekali. Sayang kalau tidak dimanfaatkan," katanya.

Saat debat publik 6 November lalu, BaJo membeberkan rencananya membangun perumahan di bantaran sungai untuk warga yang belum memiliki tempat tinggal layak. Bantaran sungai dipilih karena wilayah Solo yang terbatas.

Rencana itu lantas dipersoalkan lawannya yakni calon wali kota Gibran Rakabuming. Gibran bingung karena setiap daerah justru menghindari pembangunan di bantaran sungai.

Dahulu, saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo, Pemkot berupaya mensterilkan Bantaran Bengawan Solo dari permukiman. Di tahun 2016, hampir semua penghuni bantaran sungai terbesar di Solo itu dipindahkan ke tempat lain.

Pada tahun 2017 Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) selaku pengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo sudah membangun parapet setinggi 3 meter yang memisahkan permukiman dengan sungai tersebut.

Parapet dibangun untuk menampung luapan air sungai agar tidak masuk ke wilayah permukiman.

(syd/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER