Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menilai rencana pasangan calon nomor urut 2 Pilkada Kota Solo, Bagyo Wahyono - FX Suparjo (BaJo) membangun kereta bawah tanah dinilai tidak realistis. Selain kebutuhan anggaran yang sangat besar, kereta bawah tanah dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan Kota Solo.
Rudy mengatakan kereta bawah tanah tidak cocok dengan kondisi Solo yang sempit. Dengan luas lahan 46 km persegi, kereta bawah tanah dianggap terlalu berlebihan.
"Biayanya berapa? Terus jalurnya lewat mana. Solo ini kan cuma 46 km persegi. Enggak mungkin lah. Enggak realistis itu," kata Rudy, kamis (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, Rudy juga mempersoalkan pemanfaatan kereta bawah tanah tersebut. Pasalnya, selama ini Kota Solo sudah memiliki transportasi umum yang cukup mapan tiga koridor Bus Batik Solo Trans (BST) yang melintasi jalan raya.
Bus tersebut didukung dengan enam koridor pengumpan (feeder) BST yang memasuki area permukiman dan perkantoran.
Sejak awal November 2020, Pemkot Solo menggratiskan tarif bus BST beserta feeder-nya dengan skema hibah kepada pengelola BST. Tujuannya untuk mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum. Namun pembebasan tarif tersebut belum berhasil menarik warga meninggalkan kendaraan pribadi.
"BST gratis, feeder gratis. Itu saja tidak laku kok. Ini malah mau buat kereta bawah tanah. Yang naik siapa," katanya.
Selain kereta bawah tanah, Rudy juga mengkritik rencana Bajo mengubah jalan raya di Solo menjadi jalan layang. Bajo mengklaim jalan layang akan menyelesaikan masalah kemacetan di Solo hingga 100 tahun ke depan.
Rudy menilai Solo belum membutuhkan jalan layang karena lalu lintas masih relatif lancar. Kemacetan yang terjadi selama ini disebabkan karena ada pembangunan Overpass di Jalan Slamet Riyadi yang merupakan jalan utama di Solo.
"Jalan layang mau untuk apa? Seratus tahun ke depan orang belum tentu mau pakai mobil. Mungkin saja beralih naik sepeda atau jalan kaki," katanya.
Seperti diketahui, Bajo berencana mengembangkan tiga megaproyek jika berhasil mengalahkan rivalnya, Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa. Bagyo menjanjikan tiga megaproyek tersebut akan menjawab berbagai masalah yang dihadapi Kota Solo hingga 100 tahun ke depan.
Pria yang berprofesi sebagai penjahit kebaya itu menyebutkan proyek pertama yaitu pembangunan jalan layang di semua jalan raya di Kota Solo. Selain itu, Bajo juga akan membangun kereta bawah tanah dan perumahan untuk orang terlantar dan anak yatim.
"Sudah kita konsep dengan matang, semua bisa diselesaikan dalam tiga tahun," kata Bagyo.
(syd/bmw)