Mahasiswa perantauan asal Papua dan Papua Barat di wilayah Jabodetabek gotong-royong untuk memenuhi kebutuhan di masa pandemi Covid-19. Mereka juga secara kolektif menerapkan protokol kesehatan di asrama tempat tinggal.
Para mahasiswa tersebut menamai gerakan solidaritas tersebut dengan 'Baku Jaga Baku Sayang'. Koordinator Relawan Papua, Papua Barat, dan NTT, Fibiolla Irianni Ohei menyatakan mereka memenuhi kebutuhan secara bersama dan berkomunikasi untuk membantu memenuhi kebutuhan.
"Saat ini ada sekitar 1.500 yang sekolah di sini (Jabodetabek)," ucap Fibiolla dalam talk show 'Dedikasi Relawan di Masa Pandemi' di Media Center #SatgasCovid19, Kamis lalu (25/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa mahasiswa asal Pulau Bamora, NTT, dan Tobelo, Maluku Utara juga ikut bergabung. Koordinasi yang mereka lakukan juga mencakup Serang, Banten, dan Sumedang, Jawa Barat.
Semua mahasiswa perantauan juga diajari untuk melakukan hal-hal di luar kebiasaan. Beberapa mahasiswa yang tidak biasa berbelanja di pasar untuk mendapatkan bahan makanan murah mulai belajar melakukan hal itu.
"Saya ajak mereka dan saya perkenalkan dengan penjualnya. Saya juga bilang ke ibu penjual, agar jangan dikasih mahal," jelasnya.
Aturan yang mereka lakukan soal protokol kesehatan pun cukup ketat. Sehabis bepergian, siapapun harus mandi ketika mau masuk asrama. Selain itu siapapun yang masuk dapur mengambil makanan harus memakai masker.
"Kami tidak kasih kalau ada yang tak bawa masker," pungkasnya.
(ayo/fjr)