Satgas Ingatkan Pemda Tak Lengah Hadapi Covid-19

Satgas Covid-19 | CNN Indonesia
Minggu, 29 Nov 2020 17:01 WIB
Satgas Covid-19 meminta pemerintah daerah agar tak lengah, serta aparat penegak hukum setempat untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan oleh masyarakat.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito. (Foto: Rusman - Biro Setpres)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional atau Satgas Covid-19 meminta pemerintah daerah agar tak lengah, serta aparat penegak hukum setempat untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan oleh masyarakat.

Pemda provinsi prioritas juga diminta untuk memprioritaskan penanganan Covid-19 di kabupaten/kota yang menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan kasus positif.

Menurut catatan Satgas Covid-19, daerah yang perlu menjadi sorotan yakni dimulai dari Aceh yaitu Kota Banda Aceh (Aceh) sebanyak 28,43 persen dari total kasus, Kota Medan (Sumatera Utara) sebanyak 47,74 persen, Kota Padang (Sumatera Barat) sebanyak 55,55 persen, Kota Pekanbaru (Riau) sebanyak 52,18 persen, Jakarta Timur (DKI Jakarta) sebanyak 18,92 persen, Kota Bekasi (Jawa Barat) sebanyak 18,5 persen, Kota Semarang (Jawa Tengah) sebanyak 25,38 persen, Kota Surabaya (Jawa Timur) sebanyak 28,32 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, Pemda Bali juga agar memprioritaskan penanganan Covid-19 di Kota Denpasar yang menyumbang 27,54 persen peningkatan kasus positif, Kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan) sebanyak 24,97 persen, Kota Samarinda (Kalimantan Timur) sebanyak 29,99 persen, Kota Makassar (Sulawesi Selatan) sebanyak 46,37 persen. Dan terakhir Kota Jayapura (Papua) sebanyak 47,66 persen dari total kasus.

"Saya tekankan, setiap daerah harus belajar dan meningkatkan kemampuan dalam melihat situasi dan kondisi. Terutama pimpinan daerah dan masyarakatnya dari kota-kota besar di atas untuk berkolaborasi dalam menurunkan laju penularan," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Kantor Presiden, sebagaimana dikutip dari laman resmi #SatgasCovid19 pada Sabtu (28/11).

Satgas juga menyebutkan bahwa perkembangan penanganan kasus pada 13 provinsi prioritas mengalami penurunan jumlah kasus positif. Namun di sisi lain, sejumlah provinsi masih mengalami kenaikan. Hal itu didasarkan pada pantauan Satgas Covid-19, khususnya dalam dua periode mingguan yakni pada kurun 9-15 November berbanding kurun 16-22 November 2020.

Wiku menyebutkan, sebanyak 7 provinsi prioritas mendapat apresiasi karena mengalami perkembangan cukup baik dalam hal kasus positif baru.

Dia menyorot Papua yang tambahan kasus barunya mengalami penurunan tertinggi sebesar 73,8 persen. Disusul Jawa Tengah yang turun 31,2 persen, Jawa Barat turun 19,6 persen, Kalimantan Timur 9,8 persen, Bali turun 8,4 persen, Sumatera Barat turun 7,6 persen dan Aceh turun 6,7 persen.

"Perkembangan kasus positif terus bervariasi dalam penurunan dan kenaikannya. Per 22 November 2020, terdapat 7 provinsi mengalami penurunan dan 6 provinsi mengalami peningkatan kasus positif," jelasnya.

Meskipun jumlah provinsi yang mengalami penurunan lebih banyak dari jumlah provinsi yang mengalami kenaikan, Wiku mengingatkan untuk tetap waspada terhadap jumlah kenaikan kasus positif yang cukup tinggi di sejumlah provinsi.

Dia antara lain menyorot Riau yang mengalami kenaikan tertinggi yakni sebesar 139,4 persen. Diikuti Jawa Timur naik 44,4 persen, DKI Jakarta 23,9 persen, Sulawesi Selatan naik 18,8 persen, Kalimantan Selatan naik 10,4 persen dan Sumatera Utara naik 9,0 persen.

"Hal ini menunjukkan, meskipun jumlah provinsi yang mengalami kenaikan lebih sedikit, namun persentase kenaikan tertingginya dua kali lipat dibandingkan persentase provinsi dengan penurunan tertingginya," lanjut Wiku.

Dia meminta penanganan serius pada 3 provinsi prioritas yakni Riau (139,4 persen), Jawa Timur (44,4 persen) dan DKI Jakarta (23,9 persen) yang berada di urutan teratas dengan tren kenaikan kasus positif tertinggi. Penanganan pada ketiga provinsi tersebut harus difokuskan dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.

Wiku kembali mengingatkan penetapan provinsi prioritas dari 10 provinsi pada Juli lalu menjadi 13 provinsi pada awal November. Menurut dia, adanya tambahan jumlah provinsi prioritas ini harusnya menjadi acuan bagi setiap daerah untuk dapat memperbaiki penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing.

Terlebih, waktu yang cukup lama ini seharusnya dimanfaatkan dengan baik untuk menekan kasus dan bukan menjadi lengah sehingga berdampak pada kenaikan kasus positif.

"Pemerintah daerah provinsi prioritas yang belum kunjung baik penanganan Covid-19 sampai saat ini, mohon membaca data dan jadikan data sebagai acuan untuk mengambil keputusan sesuai arahan Presiden Joko Widodo," tegas Wiku.

Dalam penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing, Wiku mengajak untuk belajar dari provinsi-provinsi yang konsisten menurunkan kasus aktif selama 4 minggu berturut-turut yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Riau dan Kalimantan Timur.

"Akan tetapi konsistensi ini perlu pengendalian yang lebih masif. Sehingga tidak hanya menghasilkan penurunan yang konsisten, tetapi juga signifikan," ungkap Wiku.

Dalam grafik tren kasus aktif, Jawa Tengah mendapat perhatian. Pasalnya, provinsi ini menunjukkan peningkatan kasus aktif setiap minggunya. Dari data pada awal November, Jawa Tengah sempat memiliki kasus aktif 12,19 persen. Namun pada pekan ini, jumlah kasus aktif di Jawa Tengah meningkat drastis hingga mencapai 20,70 persen.

"Mohon agar betul-betul diperhatikan penyebab utama kenaikan kasus aktif ini. Jadikan momen ini, sebagai momen untuk menurunkan angka kematian dengan memastikan kasus aktif yang ada sembuh seluruhnya," pesan Wiku.

(ang/rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER