Kecelakaan beruntun yang melibatkan tiga kendaraan dan menewaskan 10 orang di Tol Cipali, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (30/11), disebut terjadi saat cuaca gerimis dan jalanan lurus.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Kombes Eddy Djunaedi mengatakan kecelakaan itu terjadi di KM 77 jalur A sekitar pukul 03.00 WIB.
"Kondisi jalan, jalan lurus, jalan beton, cuaca gerimis," kata dia, dalam keterangannya, Senin (30/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan ini yakni Mitsubishi Elf nomor polisi G1261D, truk Hino tronton nomor polisi R 1857 GC, serta truk Hino trailer nomor polisi B 9010 UEJ.
Eddy menerangkan kecelakaan bermula saat Mitsubishi Elf melintas dari arah Jakarta menuju Cirebon.
"Ketika melintas di TKP telah menabrak bagian belakang kendaraan Hino Tronton nopol R1857 GC yang datang dari arah yang sama berada di depannya, kemudian menabrak kendaraan Hino Trailer nopol B9010UEJ yang berada di depannya," tutur Eddy.
Akibat kecelakaan itu, kata Eddy, 10 orang meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka. Para korban, lanjutnya, kini telah dibawa ke Rumah Sakit Abdul Rozak Purwakarta, Jabar.
Saat ini, kepolisian masih mendalami penyebab kecelakaan tersebut. Sejumlah saksi juga telah dimintai keterangan ihwal kecelakaan beruntun itu.
Sementara itu, untuk tiga kendaraan yang terlibat kecelakaan juga telah diamankan oleh pihak kepolisian.
"Mengamankan barang bukti ke Mako PJR (patroli Jalan Raya) Jabar 17 Tol Cilameri Subang," ucap Eddy.
Sebelumnya, Direktur Operasi Astra Tol Cipali Agung Prasetyo mengungkapkan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di ruas tol itu adalah gap atau kesenjangan kecepatan antar-kendaraan.
Ia menjelaskan rata-rata pengguna Tol Cipali memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi sekira 130 km/jam. Sementara, kendaraan niaga besar seperti truk memacu kendaraan terlalu lambat, rata-rata sekitar 29 km/jam.
Gap kecepatan tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus tabrak belakang, di mana mobil kecil yang melaju kencang tidak dapat menghindari truk besar yang berjalan lambat di depannya.
Untuk mengantisipasi hal itu, Agung menjelaskan bahwa Astra Tol Cipali telah menjalankan program 3E (Education, Engineering dan Enforcement), yakni menggandeng Kementerian Perhubungan dan Polda Jawa Barat untuk melakukan razia kecepatan menggunakan speed gun dan menindak truk kelebihan muatan (over dimension dan overload/ODOL).
"Dengan diadakannya program 3E, berdasarkan data yang tercatat, sampai dengan pertengahan November 2020 angka kecelakaan di tol Cipali turun 7 persen, dibandingkan periode yang sama di tahun 2019. Sedangkan angka fatalitas menurun sebanyak 75," kata Agung dalam siaran pers, Jumat (27/11) dikutip dari Antara.
(dis/arh)