Gunung Ili Lewotolok Erupsi Lagi, Abu 700 Meter dari Puncak

CNN Indonesia
Selasa, 01 Des 2020 01:26 WIB
BNPB melaporkan bahwa Gunung Api Ili Lewotolok di NTT kembali erupsi dengan kolom abu setinggi 700 meter dari puncak pada Senin (31/11) pukul 23.20 WITA.
Ilustrasi erupsi Gunung Ili Lewotolok. (ANTARA/HO-PVMBG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa Gunung Api Ili Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali erupsi dengan kolom abu setinggi 700 meter dari puncak pada Senin (31/11) pukul 23.20 WITA.

Berdasarkan hasil pantauan di Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, kolom abu terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.

Merujuk pada data yang dihimpun Antara di Jakarta, erupsi itu terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter dengan durasi kurang lebih 2 menit 25 detik. Petugas setempat juga melaporkan sempat ada suara gemuruh saat erupsi terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa ini terjadi sekitar sehari setelah erupsi dan peningkatan aktivitas gunung api pada Minggu (29/11) lalu. Setelah erupsi itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan kenaikan status Gunung Ili Lewotolok menjadi Level III atau siaga.

Dengan status itu, PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok serta pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak beraktivitas di zona perkiraan bahaya, yaitu radius 4 kilometer dari puncak.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata dan tim gabungan instansi lainnya mengevakuasi warga di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Ili Lewotolok.

[Gambas:Video CNN]

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan bahwa hingga Senin pukul 22.00 WIB, ada 4.628 orang yang sudah dievakuasi ke 7 titik pengungsian.

Sebaran pengungsi tersebut meliputi 3.672 di kantor bupati lama, 148 di Aula Ankara, 140 di Kelurahan Lewoleba Tengah, 287 di Tapolangu, 15 di Desa Baopana, 338 di BKD PSDM, dan 28 di Lapangan Harnus.

Saat ini, kebutuhan yang paling mendesak meliputi tenda pengungsian, air dan sanitasi, kebutuhan bayi dan balita, masker, selimut, alas tidur, terpal, serta dukungan relawan untuk anak-anak.

(antara/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER