Polri menegaskan bahwa kasus pembantaian empat orang warga sipil di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11) murni aksi teror yang dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
"Ini kasus murni kasus teror yang dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur dan kelompok Ali Kalora cs," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/12).
Menurutnya, aksi tersebut tak berkaitan dengan isu agama atau rasialisme di wilayah-wilayah tertentu yang mencuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awi menerangkan bahwa aparat kepolisian juga menggandeng sejumlah tokoh-tokoh agama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Umat Kirsten Indonesia (FUKRI) hingga Komnas HAM untuk menyamakan persepsi terkait kasus teror itu.
"Memang untuk meredam situasi Kamtibmas di sana terkait dengan ada beberapa korban dari agama tertentu," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga kembali menambah kekuatan personel keamanan di wilayah Sulawesi Tengah pascapembantaian empat orang warga sipil secara sadis itu. Dalam hal ini, penambahan personel yang diterjunkan berasal dari unsur prajurit TNI.
"Informasi tambahan dari TNI AD dan marinir Angkatan Laut sebanyak 30 orang baru tiba digeser dari Poso. Tentunya, kami juga akan menunggu update informasi tambahan dari Jakarta," kata Awi.
Dia menjelaskan, penebalan kekuatan pengamanan di wilayah Sigi juga sudah dilakukan oleh Satuan Brigade Mobil (Satbrimob) Polda Sulawesi Tengah hingga pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Awi menerangkan, pascapembantaian itu Satgas Tinombala masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang merupakan buronan dari MIT pimpinan Ali Kalora. Menurut dia, kesulitan aparat disinyalir karena letak geografis wilayah.
"Memang mereka (kelompok MIT) selama ini dari Poso kemudian Parimo, Parigi, Moutong kemudian Sigi di Pegunungan di atas 2.500 MDPL," ujar Awi.
Wilayah keamanan di Sulteng kembali mencuat usai Ali Kalora cs membantai sekeluarga di wilayah Sigi. Mereka juga membakar tujuh rumah warga.
Tercatat, setidaknya masih ada 11 buronan MIT Poso yang belum ditangkap polisi. Kapolri Jenderal Idham Azis memerintahkan anggotanya untuk menembak mati kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora jika melawan saat ditangkap.
Idham menyatakan negara tidak boleh kalah dengan kelompok teror yang melakukan aksi pembunuhan apapun dalihnya.
(mjo/ain)