Protes Jalan Tanpa Aspal 20 Tahun, Warga Banten Lepas Lele

CNN Indonesia
Kamis, 03 Des 2020 11:41 WIB
Warga Desa Pasir Gadung, Pandeglang, Banten mengaku setidaknya selama 20 tahun belum pernah ada jalanan diaspal di desanya.
Warga melepas lele ke kubangan di jalanan tanpa aspal di Desa Pasir Gadung, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten. (Foto: CNN Indonesia/ Yandhi)
Serang, CNN Indonesia --

Hamid (20), warga Desa Pasir Gadung, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten, belum pernah melihat dan merasakan jalan aspal di kampungnya sejak dia lahir.

Kondisi jalan di desanya, yang merupakan jalan penghubung antara Desa Babakan Keusik, Cimoyan dan Pasir Gadung, bak sungai lantaran digenangi air dan berlumpur saat musim hujan tiba.

Sebagai bentuk protes ke pemerintah, ia bersama beberapa warga pun melepas ikan lele ke dalam kubangan air di jalan desanya, kemudian dipancing dan ditangkap menggunakan tangan kosong.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar 10 kiloan lele yang dilepas. Bentuk kekecewaan kami kepada jalan ini, jalannya ya seperti ini, enggak pantas dilewati kendaraan. (Rusak sudah( Sekitar puluhan tahun, dari saya kecil," kata Hamid (20), ditemui dilokasi, Rabu (2/12).

Dia berharap aspal bisa masuk ke jalan desanya sehingga tidak ada lagi warga yang jatuh terpeleset karena jalanan licin. Para siswa pun, katanya, bisa berangkat sekolah tanpa harus mengotori seragamnya akibat melintasi jalanan becek.

"Sering ada yang jatuh, banyak yang sekolah, anak jatuh. Harapan kami cepat diperbaiki jalan ini," terangnya.

Senada, Ilham (13), siswa kelas VIII, Hendi (12) dan Aldi (12) siswa Kelas VII di SMPN 1 Patia mengeluhkan kondisi jalan tersebut.

Motor yang mereka naiki bertiga mogok lantaran sebagian mesinnya terendam air kubangan di jalan tersebut. Mereka bertiga lantas mendorong dan memperbaiki sepeda motor itu bersama-sama agar dapat melanjutkan perjalanan.

"Tiap hari lewat sini, becek. [Ke sekolah] enggak pakai sepatu. Kalau hujan bisa lewat sih, tapi sering jatuh, licin, kepleset," kata Hendi (7), pelajar SMPN 1 Patia, ditemui dilokasi jalan rusak, Rabu (02/12).

"[Perjalanan menuju sekolah] lebih dari 30 menit, jauh. Pinginnya [jalanan] bagus, biar enak," sambungnya.

Hadi (50), warga Pasir Gadung, menyebut kendaraan roda dua maupun roda empat susah melalui jalanan berlumpur dan berbatu itu. Selain membuat pengendara tak nyaman, hal ini juga rawan memicu kecelakaan.

"Jangankan roda empat, roda dua aja susah (lewat) jalur Cimoyan ini. Harapan kami segeralah anggarannya di prioritaskan jalan Cimoyan ini. Udah lama yah, sebelum tahun 2000 juga mungkin udah begini (kondisi jalannya)," kata dia, ditemui di lokasi jalan rusak, Rabu (2/12).

"Roda empat bingung lewat mana sini. Bisa mah bisa, cuma dipaksakan, kalau dipaksakan resiko kendaraan kita," lanjutnya. 

Pihak pemerintah Kecamatan Patia mengaku sudah mengajukan perbaikan jalan ke Pemkab Pandeglang untuk tahun 2020 ini, namun semua batal karena terkena refocusing anggaran untuk Covid-19.

Setidaknya, ada sekitar 10 Kilometer jalan milik Kabupaten di Kecamatan Patia yang masih rusak.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Camat (Sekmat) yang juga menjabat sebagai Kasie Trantib Patia, Tobri, mengaku jalanan di wilayahnya memang belum mulus semua.

PLt Sekmat Patia, Tobri.Plt Sekmat Patia, Tobri, menyebut banyak jalan Kabupaten yang belum diaspal. (Foto: CNN Indonesia/ Yandhi)

Ia menyebut sebagian besar jalanan itu baru ditutup menggunakan batu dan belum pernah menggunakan beton ataupun aspal bahkan sejak tahun 2000-an.

"Sudah kami ajukan, bahkan dari camat sebelumnya, jalan Cimoyan itu, karena itu akses infrastruktur kami serahkan ke kabupaten, karena tidak mungkin di desa dan kecamatan (yang membangun), dari tahun 2099 sudah di ukur dan di survei," kata Tobri, ditemui di kantornya, Rabu (2/12).

"Kalau total semua jalan kabupaten yang belum [di aspal dan beton] sekitar 10 Kilometer, itupun ada yang bagus, ada yang jelek. Jalan itu sering tergenang air, kalau musim hujan air sungai meluap kesana. Status jalannya yang saya tahu jalan kabupaten," tutupnya.

(ynd/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER