Keretakan hubungan antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dengan Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) meruncing pada 2017 silam.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menyusul penolakan organisasinya terhadap deklarasi Kemerdekaan Papua yang diserukan Ketua ULMWP, Benny Wenda. Silang paham mulai terendus tiga tahun berselang setelah OPM ikut mendirikan ULMWP.
Menurut Sebby, lambat laun Benny menunjukkan gelagat yang bertentangan dengan gerakan pembebasan Papua yang tengah dibangun OPM dan organisasi lain.
"Kami tidak akan kompromi dengan kelompok Benny Wenda," aku Sebby kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi melalui telepon, Kamis (3/12).
Sebby mengingat, OPM ikut mendirikan ULMWP pada 2014 silam di Vanuatu. Tapi pada 2016, OPM mencium tanda-tanda Benny Wenda dan kelompoknya mulai mengintervensi ULMWP. Bahkan bertindak seolah pemimpin kelompok.
Benny bahkan membentuk organisasi pengamanan yang disebut Sebby sebagai langkah mencampuri segala pergerakan OPM.
"Tahun 2016-2017 kepentingan organisasi bentukan Benny Wenda itu namanya Tentara Revolusi West Papua. Jadi mereka masuk mengintervensi bahwa ULMWP itu organisasi milik Wenda," terang Sebby lagi.
"Akhirnya OPM melihat itu niat yang kurang bagus. Sehingga mengundurkan diri, 2017," lanjut dia.
Sebby pun mengakui perbedaan tekad antara organisasinya dengan kelompok Benny Wenda cs. Ia bahkan menuding Benny Wenda sebenarnya berniat menghancurkan perjuangan rakyat Papua yang ingin merdeka. Atas dasar itu pula OPM mengundurkan diri.
"Benny Wenda mereka punya niat, mereka punya setingan itu, kami baca merugikan kepentingan nasional sehingga TPNPB tidak mau menanggung dosa Benny dan kelompoknya," tutur dia.
Sejak 2017 pula, perwakilan OPM tak lagi mengikuti sidang ULMWP dan resmi menyatakan keluar lantaran perbedaan prinsip. "Kami terpaksa undurkan diri tahun 2017. Dan kami tidak ikut sidang di 2017. Kami umumkan di forum, umumkan dalam forum tahun 2017," lanjut dia.
![]() |
Sebby melanjutkan, setelah resmi berlawanan Benny lantas membuat organisasi tentara tandingan untuk melawan OPM di Papua. Organisasi bentukan Benny dinamai West Papua Army yang mulai beroperasi tahun lalu.
"Kemudian 2019 Benny dan kelompoknya bikin organisasi tandingan yaitu West Papua Army. Sehingga kami nilai Benny dan kelompoknya yang hancurkan perjuangan kami untuk merdeka," pungkas Sebby.
Selisih jalan antara kedua organisasi tersebut mencuat menyusul deklarasi Kemerdekaan Papua oleh Ketua ULMWP Benny Wenda. Pernyataan Benny itu mengundang penolakan keras dari kelompok TPNPB-OPM.