Pemerintah memperkenalkan lima orang juru bicara (jubir) untuk vaksinasi Covid-19 yang berasal dari 4 instansi yang berhubungan dengan pengadaan dan pelaksanaan vaksin.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Johnny G Plate mengatakan penunjukan juru bicara pemerintah ini dalam rangka mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Johnny menyebut, langkah ini merupakan bagian dari strategi komunikasi publik vaksin Covid-19 yang dipersiapkan sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rapat terbatas pada 19 Oktober 2020 lalu, presiden menekankan agar komunikasi publik mengenai vaksin Covid-19 harus dipersiapkan matang.
"Kelima juru bicara ini akan saling melengkapi dalam upaya komunikasi publik dan sosialisasi agar informasi tentang perkembangan vaksin dan vaksinasi Covid-19 dapat tersampaikan ke masyarakat secara terpadu, cepat, dan merefleksikan dinamika yang terjadi di lapangan," ujar Johnny dikutip dari laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, Senin (7/12).
Adapun juru bicara pemerintah yang pertama berasal dari Kementerian Kesehatan RI yakni Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Siti Nadia Tarmizi.
Juru bicara kedua dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yakni Direktur Registrasi Obat Lucia Rizka Andalusia. Juru bicara ketiga berasal dari PT Bio Farma (Persero) Corporate Secretary Bambang Herianto.
Menurut Johny, ketiga juru bicara tersebut berperan untuk membangun pemahaman yang tepat terkait kebijakan dan isu terkait serta membangun partisipasi publik untuk mensukseskan program vaksinasi Covid-19 dan penanganan Covid-19.
Sementara itu, juru bicara yang telah ditunjuk pemerintah sebelumnya, yakni Wiku Adisasmito yang merupakan juru bicara penanganan Covid-19 akan menambah fokus pada aspek sains dari vaksin.
Selanjutnya, Reisa Broto Asmoro yang merupakan juru bicara dan duta perubahan perilaku akan fokus pada aspek penerangan perilaku hidup sehat yang berbasis pencegahan, termasuk vaksinasi.
Komunikasi publik juga membutuhkan upaya proaktif dan pendekatan yang relevan dengan mempertimbangkan kejelasan arus informasi, perkembangan situasi dan zaman, serta teknologi dan unsur lokalitas di setiap daerah.
Hal ini penting agar seluruh lapisan masyarakat memiliki pemahaman yang tepat dalam setiap milestone vaksinasi Covid-19, baik dalam proses pravaksinasi, vaksinasi, maupun pascavaksinasi.
Program dan sosialisasi vaksinasi Covid-19 perlu dukungan dari semua pihak, demi memutus rantai penyebaran Covid-19 di Tanah Air. Pemerintah juga memprioritaskan keselamatan rakyat Indonesia dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 nanti.
Secara paralel, pemerintah tengah mematangkan kesiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 agar berjalan lancar dan tepat sasaran. Mulai dari infrastruktur distribusi, sarana, prasarana, sumber daya manusia, simulasi dan sosialisasi.
Masyarakat diharapkan untuk mendukung vaksinasi Covid-19 dengan tetap melaksanakan protokol 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Pasalnya, vaksinasi disertai disiplin 3M dan penguatan 3T (Testing, Tracing, Treatment) adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan dan mengakhiri pandemi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Minggu (6/12) Pemerintah Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac di Republik Rakyat Tiongkok.
Kini, vaksin dalam bentuk jadi itu telah disimpan di Bio Farma, Bandung, sebelum siap diedarkan. Rencana detail pelaksanaan vaksinasi tengah difinalisasi dan akan segera diumumkan Desember 2020.
(ang/fef)