SUARA ARUS BAWAH

Cerita Warga Tangsel Coblos Pilkada di Tengah Covid-19

CNN Indonesia
Rabu, 09 Des 2020 18:29 WIB
Sejumlah warga Tangsel membagikan pengalamannya menggunakan hak suara di TPS Pilkada 2020 yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat mencegah Covid-19.
Petugas KPPS TPS 68 menyemprotkan cairan disinfektan kepada rekannya usai mengunjungi pemilih pasien COVID-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) di Pondok Maharta, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (9/12/2020).(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Tangerang Selatan, CNN Indonesia --

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 menuai pro dan kontra. Kendati demikian, tak sedikit warga tetap mendatangi TPS untuk menunaikan hak pilihnya, Rabu (9/12).

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Tangsel, mencatat ada 976.019 daftar pemilih tetap (DPT) yang berhak memberikan hak suaranya di TPS, pada Rabu (9/12) hari ini. Mereka akan memilih di antara tiga kandidat pasangan calon dalam gelaran Pilkada Tangsel.

Bambang (48) mengaku dirinya tetap datang ke TPS untuk memberikan hak suara karena sebuah kewajiban yang diatur negara. Ia sendiri datang bersama keluarganya sekitar pukul 9.00 WIB di salah satu TPS di Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan kita wajib juga kan enggak boleh enggak, biar pun lagi pandemi kayak gini. Dari aturan pemerintah kan emang diwajibkan," kata Bambang di lokasi dekat TPS ia mencoblos.

Bambang mengaku tidak takut atas risiko tertular Covid-19, karena dirinya telah mengikuti aturan protokol kesehatan selama proses pencoblosan di TPS. Ia memakai masker, mencuci tangan sebelum memasuki bilik suara, dan menggunakan sarung tangan sekali pakai.

Bambang (48)Bambang menilai mencoblos dalam pemilu adalah kewajiban rakyat kepada negara. (CNN Indonesia/Thohirin)

Hal yang sama juga disampaikan Sutiah (52) usai mencoblos di TPS 034 RT 01 RW 09, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel.

Sutiah yang datang bersama anak dan suaminya, menuturkan bahwa mencoblos adalah kewajiban sebagai warga negara. Meski di bayang-bayang corona, dirinya tetap nekat untuk datang ke TPS.

"Ya namanya kan itu udah kewajiban, orang kalau nggak nyoblos kita, namanya enggak menghormati negara. Lah iya kan, negara kita kan harus ada pemimpinnya," kata dia.

Sutiah (52)Sutiah menilai ikut mencoblos dalam Pilkada adalah sebuah penghormatan pula terhadap negara untuk memilih pemimpin. (CNN Indonesia/Thohirin)

Warga lain, Latifah (39), yang ditemui di rumahnya usai mencoblos di TPS 035 Perumahan Taman Kedaung, Kecamatan Pamulang memiliki keluhan tersendiri pada pelaksanaan pemungutan suara di tempatnya tinggal yakni perihal tinta yang dicelup, bukan ditetes.

Padahal, sepengetahuannya, tinta di TPS usai mencoblos harus menggunakan tinta tetes sebagai aturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Atas apa yang terjadi, dia pun mengaku hanya mengumpat dalam hati usai menerima penjelasan dari petugas TPS tempat ia mencoblos.

"Makanya, pas saya tadi, 'lah mbak kok dicelup. Ditetesi dong', 'nggak dicelup aja, Bu'. Lah kok begitu dalam hati saya. Padahal kan pemerintah menganjurkan ditetesi," kata dia.

"Ya ikuti akhirnya celup juga. Tapi, cuci tangan sih udahnya," imbuhnya.

Latifah berharap siapapun yang menjadi pemenang Pilkada Tangsel 2020 ini akan menjadi pemimpin yang amanah.

Latifah (39)Setelah menggunakan hak pilihnya untuk Pilkada Tangsel 2020, Latifah berharap pemimpin yang terpilih akan amanah atas jabatannya. (CNN Indonesia/Thohirin)

Fasya (20) mengaku terpaksa datang ke TPS karena tak ada alternatif lain untuk memberikan hak suara. Ia menolak jika Pilkada harus ditunda di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, Kota Tangsel harus cepat-cepat berganti pemimpin. Ia sendiri sempat berharap bahwa proses pemungutan suara dapat dilakukan secara daring.

"Harus ada cepat-cepat kita harus melakukan penggantian pemimpin juga. Cuma, harapan aku waktu itu harusnya ada sistem lain yang bisa selain offline," katanya.

Fasya (20)Fasya menilai meskipun pandemi Covid-19, gelaran Pilkada sebaiknya tak ditunda karena wilayah administrasi harus memiliki seorang kepala daerah definitif. (CNN Indonesia/Thohirin)

Sementara itu, salah satu petugas di TPS 63 Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, Tangsel, Surya menyatakan meskipun digelar di tengah Covid-19 pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan yang dilakukan berjalan lancar hingga selesai. Penerapan protokol kesehatan pun tetap dilaksanakan baik oleh para petugas maupun warga yang hendak memilih.

"Seperti pakai masker, kalau petugas semua pakai faceshield, terus cuci tangan pas masuk dan keluar dari TPS," ujar Surya.

Surya yang mengaku baru kali pertama menjadi petugas di TPS itu mengatakan jumlah pemilih yang menggunakan hak suara di tempatnya sekitar 30 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) di tempat tersebut. Dari 303 pemilih yang terdaftar, kata dia, hanya 103 yang menggunakan hak pilih. Ia mengaku tak bisa berkesimpulan rendahnya tingkat pemilih apakah karena kondisi pandemi Covid-19, atau kondisi cuaca yang memang fluktuatif di tempatnya pada Rabu siang.

"Secara umum sih enggak ada masalah, pelanggaran-pelanggaran protokol kesehatan juga sedikit, tapi kita petugas ngingetin. Ya, kayak masker sampai cuci tangan," kata Surya.

"Ada juga yang sudah tua banget masih semangat juga nyoblos... beberapa juga ada yang abai ama protokol kesehatan dengan membawa anak-anak," sambungnya.

Surya Sumirat, Petugas di TPS 63 Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, TangselSurya (kiri), petugas di TPS 63 Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, Tangsel. (Dok.Istimewa)

Pilkada 2020 adalah pesta demokrasi pertama di Indonesia yang digelar di tengah pandemi. KPU menyiapkan sejumlah peraturan guna memastikan tahapan pilkada berjalan dengan aman. Pilkada 2020 sendiri berlangsung di 270 daerah secara serentak yang rinciannya adalah 9 provinsi (pilgub), 37 kota (pilwalkot), dan 224 kabupaten (pilbup). Ada sekitar 100,3 juta orang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2020. Dari jumlah tersebut, KPU menargetkan tingkat partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen.

Pemungutan suara di TPS dimulai pada pukul 07.00-13.00. Bagi pasien Covid-19, bisa menggunakan hak suaranya di atas pukul 12.00. Mereka didatangi petugas yang datang ke tempat perawatan atau isolasi.

(thr/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER