KPU soal Gagal Target Pilkada Surabaya: Pandemi dan Gerimis

CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2020 02:40 WIB
KPU Surabaya menyatakan partisipasi pemilih di antara 50-60 persen, di saat target partisipasi pemilih 77,5 persen.
Proses pemungutan suara Pilkada Surabaya 2020 di RS Darurat Lapangan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/12). (CNN Indonesia/Farid)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Pemilihan Umum (KPUKota Surabaya menyebutkan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya Pilkada 2020, Rabu (9/12), hanya mencapai 50-60 persen dari total jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Komisioner KPU Surabaya Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Subairi mengatakan, angka itu di bawah target pihaknya sebesar 77,5 persen.

"Hampir rata-rata di tiap kecamatan geraknya 50 sampai 60 persen," kata Subairi, kepada awak media, Kamis (10/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut, hal itu disinyalir karena kondisi Kota Surabaya yang masih dalam situasi pandemi Covid-19, ditambah pula cuaca yang buruk.

"Situasi pandemi, cuaca gerimis itu menjadikan masyarakat juga alasan tidak datang ke TPS," katanya.

Ia menyebut, laporan yang diterimanya wilayah perumahan elit dan apartemen, menjadi wilayah yang paling sedikit partisi masyarakatnya dalam Pilkada Surabaya 2020.

"Ada beberapa laporan terutama di wilayah perumahan hampir tiap pilwali menjadi evaluasi, di wilayah perumahan dan apartemen," katanya.

Subairi mengungkapkan ada dua wilayah di Surabaya yang selalu mengalami partisipasi rendah saat pilkada digelar. Namun, ada pula daerah yang memiliki tingkat partisipasi tinggi.

"Seperti di Surabaya barat rata-rata perumahan, timur juga. Tapi kawasan Surabaya utara tingkat partisipasinya luar biasa datang ke TPS," ucapnya.

Subairi mengaku bingung dengan minimnya tingkat partisipasi masyarakat di kawasan pemukiman elit tersebut. Padahal, menurut dia, KPU selalu melakukan evaluasi dan inovasi di TPS tempat mereka memilih.

"Padahal inovasi yang dilakukan KPPS, seperti di Citra Land pakai superhero dan mendekatkan TPS ke perumahan, kan itu salah satu cara kemudian untuk menggaet partisipasi masyarakat," ujarnya.

Kendati demikian, Subairi mengaku masih belum bisa menyebut jumlah pasti angka golput di Kota Surabaya tersebut. Sebab, data masih direkapitulasi di masing-masing kecamatan.

"Belum ada [jumlah pastinya], karena masih direkap di tingkat kecamatan. Nanti di atas tanggal 13 Desember 2020, tidak bisa mengandai-andai karena data sesuai dengan rekap manual," katanya.

Namun, jika dibandingkan dengan Pilkada 2015 lalu, Subairi optimistis angka partisipasi pemilih Pilkada 2020 bisa lebih tinggi.

"Di Pilwali Kota Surabaya 2015 itu, partisipasi masyarakat 52,1 persen, ketika melihat 52,1 persen itu, dibanding masyarakat yang datang di angka 50-60 persen, saya juga optimis ada kenaikan partisipasi masyarakat," pungkas dia.

(ain/frd/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER