Gibran Unggul Telak di Solo, Bikin BaJo Seolah Kotak Kosong

Pasangan calon Wali Kota Solo nomor urut 1, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa saat ini unggul telak versi hasil penghitungan sementara Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Pilkada Solo 2020.

Sirekap KPU per 11 Desember 2020 pukul 07.30 WIB sudah mengumpulkan proses penghitungan suara sebanyak 56,13 persen dari total 1.231 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Solo.

Gibran-Teguh sementara ini mendapatkan suara tertinggi dengan 86,5 persen atau 125.471 suara sah ketimbang rivalnya, Bagyo Wahono-Suparjo (BaJo). Pasangan Bagyo-Suparjo kalah telak karena hanya mengantongi suara 13,5 persen.

Pasangan Gibran-Teguh didukung oleh koalisi sejumlah partai, seperti PDIP, PAN, Golkar, Gerindra, dan PSI. Sementara pasangan BaJo mencalonkan diri melalui jalur independen atau perseorangan.

Keunggulan perolehan suara Gibran melawan pasangan BaJo itu hampir menyamai pasangan calon pilkada yang sedang melawan kotak kosong. Sebab, perolehan suara pasangan BaJo hanya belasan persen. Tak beda jauh dengan perolehan suara yang diperoleh oleh kotak kosong di beberapa wilayah yang menggelar Pilkada 2020.

Pamor Presiden Jokowi membuat putranya, yakni Gibran Rakabuming lebih mudah memenangkan Pilkada Solo (ANTARA FOTO/Rachman)

Di Pilkada Kabupaten Kediri, misalnya. Kotak kosong mendapatkan suara sebesar 23,2 persen melawan pasangan Hanindito Himawan Permana-Dewi Maria yang memperoleh 75,8 persen berdasarkan hasil sementara Sirekap KPU.

Lalu, kotak kosong juga mendapatkan suara sebesar 13,4 persen di Pilkada Grobogan, Jawa Tengah, berdasarkan hasil sementara Sirekap KPU. Pasangan Sri Sumarni-Bambang unggul dengan 86,6 persen di wilayah tersebut.

Di daerah lain, kotak kosong juga mendapatkan perolehan sebesar 18,9 persen di Pilkada Kota Sragen, Jawa Tengah, berdasarkan hasil sementara Sirekap. Pasangan calon Kusdinar-Suroto sementara ini meraih unggul dengan 81,1 persen suara.

Pengamat dari lembaga Charta Politika menjelaskan bahwa Gibran memiliki sejumlah faktor hingga bisa unggul telak dari BaJo. Pertama mengenai identitas Gibran yang merupakan putra Presiden Jokowi.

Pamor Jokowi yang sudah sangat besar membuat Gibran lebih mudah dalam meningkatkan popularitas dan elektabilitas.

"Artinya, tugas untuk mensosialisasikan diri sebagai calon kepala daerah relatif lebih mudah dibandingkan calon atau nama lainnya," kata Ardha.

Faktor kedua mengenai mayoritas partai politik pemilik kursi DPRD Solo yang mendukung Gibran, sementara BaJo merupakan paslon dari jalur independen. Menurut Ardha, mesin politik Gibran tentu sangat kuat dibanding BaJo.

Faktor lain yang diungkap Ardha yakni peran Wali Kota yang saat ini menjabat, yakni FX Hadi Rudyatmo. 

"Dalam beberapa survei yang dilakukan Charta Politika Indonesia, tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemkot rata-rata berada di atas 80 persen. Ini seolah semakin menguatkan penerimaan masyarakat bagi calon yg diusung PDIP," ucap Ardha.

Pengamat politik Indikator Rizka Halida juga mengatakan hal serupa. Peran Presiden Joko Widodo sangat membantu Gibran dalam Pilkada 2020 melawan BaJo.

Selain nama besar sebagai presiden, Jokowi juga pernah menjabat Wali Kota Solo dua periode, sehingga membekas di benak masyarakat.

"Solo juga basis PDIP, partai yang mengusung Gibran. Selain PDIP, ia didukung partai besar lain seperti Gerindra, Golkar, PAN. Mesin politiknya kuat. Sedangkan Bajo adalah calon perseorangan," ucapnya.