Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan 47,1 persen yakin menerima Vaksin Covid-19 dan 9 persen lainnya enggan melakukannya.
Hal itu berdasarkan Survei Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat (Jabar) terhadap 1.086 responden di Jabar.
"Dari persepsi vaksin itu yang tidak bersedia hanya 9 persen, yang belum memutuskan 43,8 persen, dan sudah yakin 47,1 persen," kata dia, yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Jabar, di Bandung, Senin (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk responden yang belum memutuskan untuk divaksinasi, Ridwan Kamil menyebut mereka masih ingin mendapatkan informasi yang lebih mendalam.
Selain itu, survei tersebut juga mengungkapkan bahwa sebagian besar warga Jabar menginginkan vaksin dari dalam negeri ketimbang impor.
"Dari 100 persen warga yang disurvei, 73,4 persen menginginkan vaksin dalam negeri. Oleh karena itu kita doakan vaksin dalam negeri ini lancar," ujar Emil.
Sebelumnya, berdasarkan survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) 64,8 persen responden bersedia menggunakan vaksin Covid-19, 27,8 persen responden ragu, dan 7,6 persen menolak vaksin itu.
Aceh dan Sumatera Barat jadi provinsi dengan tingkat penolakan vaksin tertinggi, yakni hanya 46 persen dan 47 persen. Sementara, 65 persen warga Jabar menerimanya.
Survei ini dilakukan terhadap 115.000 responden dari 34 provinsi, pada 19-30 September 2020.
Diketahui, saat ini sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Corona dari Sinovac, China, telah tiba di Indonesia. Vaksin yang dibeli langsung 1,2 juta itu masih menunggu keputusan BPOM untuk izin edar.
Selain vaksin jadi, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang melakukan uji klinis vaksin Covid-19 yang kini masuk fase tiga di Bandung.
(hyg/arh)