Zona Merah Covid Jabar Jadi 8, Tambah Cimahi dan Bekasi

CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2020 18:10 WIB
Wilayah Jawa Barat mengalami penambahan daerah kota dan kabupaten yang masuk zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyapa pasien OTG saat menjalankan isolasi di Wisma Makara UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (2/12/2020). (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wilayah Jawa Barat mengalami penambahan daerah kota dan kabupaten yang masuk zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19.

Pekan ini tercatat ada delapan daerah yang masuk dalam kategori zona merah atau bertambah dua daerah dari total enam wilayah sejak pekan sebelumnya.

Delapan wilayah yang masuk zona merah yaitu Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah dan kota yang masuk zona merah itu berubah dari sebelumnya yang mencakup enam daerah yakni Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Majalengka.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan delapan daerah yang saat ini berada dalam zona merah harus meningkatkan kewaspadaannya.

"Zona merah kita bertambah menjadi delapan daerah. Jadi ini kita harus waspada," ujar pria yang karib disapa Emil itu di Gedung Sate, Bandung, Senin (14/12).

"Kepada yang ada di zona merah untuk terus memerhatikan potensi yang terjadi jika tidak diantisipasi," sambungnya.

Emil mengatakan, berdasarkan hasil kajian komite kebijakan penanganan Covid-19, klaster keluarga sedang meningkat. Sehingga pihaknya saat ini memperbanyak ruang-ruang isolasi untuk menggeser mereka-mereka yang isolasi di rumah ke isolasi mandiri.

"Khusus Kabupaten Bekasi ada kenaikan karena klaster industri. Lain-lain saya kira masih sama dengan sebelumnya (klaster keluarga)," ujarnya.

Menurut Emil, Jabar kerap menggunakan sistem zonasi dalam penentuan penyebaran. Namun, kata dia, sistem tersebut masih kurang sempurna karena terkendala faktor teknis.

"Kami akui bahwa sistem zonasi ini sedikit kurang sempurna karena kasus harian kami tercampur dengan kasus lama sehingga yang diumumkan pusat telat. Tapi karena datanya apa yang ada maka saya hanya bisa menyampaikan bahwa tadi 9 ribu kasus yang harian, 4 ribunya adalah kasus lama, itu kan signifikan," katanya.

Okupansi Tempat Rujukan Covid 75 Persen

Pada kesempatan itu, Emil juga mengungkapkan keterisian rumah sakit perawatan Covid-19 di wilayah Jawa Barat yang sudah mencapai ambang batas standar yang diterapkan WHO yaitu 60 persen.

"Masalah di Jabar okupansi rumah sakit ada di 75 persen sehingga 15 gedung minggu ini sebagian sudah disiapkan," kata mantan Wali Kota Bandung.

Menurutnya, Pemprov Jabar akan menambah gedung isolasi untuk warga terpapar Covid-19. Salah satunya menyiapkan Pusdik milik TNI yang ada di Jabar.

"Termasuk tadi ada tambahan dari pak KSAD, Pak Jenderal Andika, bahwa pusdik termasuk Secapa akan disumbangkan sebulan ke depan untuk penambahan ruangan isolasi," ungkapnya.

Emil mengatakan, penambahan gedung tersebut guna menutupi kekurangan yang ada. Sebab, kata dia, okupansi ruang isolasi tiap harinya berubah.

"Tapi bahwa gedung yang ada itu sudah luar biasa untuk menutupi kekurangan sehingga Minggu depan harusnya bisa dilaporkan tingkat keterisian harusnya turun, mungkin bisa turun dengan bertambahnya jumlah bed dan ruangan isolasi," ujarnya.

Untuk diketahui, positif virus corona (Covid-19) bertambah 5.489 kasus pada hari ini, Senin (14/12). Dengan demikian, total kasus positif di Indonesia sejak pertama kali diumumkan pada awal Maret lalu mencapai 623.309 orang.

Berdasarkan catatan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, dari jumlah tersebut, sebanyak 510.957 orang dinyatakan sembuh (bertambah 5.121) dan 18.956 orang lainnya meninggal dunia (bertambah 137).

(hyg/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER